Sidoarjo, Jawa Timur (Antaranews Babel) - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memperketat pengawasan penghuni rumah susun (rusun) menyusul ledakan bom di salah satu hunian Rusun Wonocolo yang menewaskan tiga orang.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah sudah memerintahkan kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sidoarjo memperketat pengawasan rumah susun, termasuk memeriksa penghuni lama dan baru di rumah-rumah susun.
"Dengan demikian antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan bisa dilakukan, termasuk adanya kemungkinan aksi bom ini. Kali ini kan namanya sudah kecolongan," katanya di Sidoarjo, Senin.
"Termasuk juga penghuni kos-kosan akan dilakukan pengawasan. Oleh karena itu, kepada masyarakat diharapkan bisa turut membantu dengan melaporkan kepada petugas RT setempat kalau ada orang baru, sehingga memudahkan pendeteksian petugas," ia menambahkan.
Ia menjelaskan tingkat hunian Rusun Wonocolo saat ini 70 persen dan saat ledakan bom terjadi ledakan penghuni di dekat lokasi ledakan langsung dipindahkan ke hunian yang masih kosong.
"Kami berharap dengan adanya upaya ini, maka hal-hal yang tidak diinginkan bisa diatasi," katanya.
Akibat ledakan di Rusun Wonocolo pada Minggu (13/5), ada enam orang yang masih memiliki ikatan keluarga yang menjadi korban, tiga di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, yakni Anton Febryanto (47), istrinya Puspita Sari (47), dan anaknya Rita Aulia Rahman (17).
Korban selamat tercatat bernama Ainur Rahman (15) yang membawa kedua adik perempuannya, Faizah Putri (11) dan Garida Huda Akbar (10) yang saat ini ini dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo, berada dekat dengan perbatasan kota Surabaya, sekitar 10 kilometer arah barat lokasi ledakan di tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah sudah memerintahkan kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sidoarjo memperketat pengawasan rumah susun, termasuk memeriksa penghuni lama dan baru di rumah-rumah susun.
"Dengan demikian antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan bisa dilakukan, termasuk adanya kemungkinan aksi bom ini. Kali ini kan namanya sudah kecolongan," katanya di Sidoarjo, Senin.
"Termasuk juga penghuni kos-kosan akan dilakukan pengawasan. Oleh karena itu, kepada masyarakat diharapkan bisa turut membantu dengan melaporkan kepada petugas RT setempat kalau ada orang baru, sehingga memudahkan pendeteksian petugas," ia menambahkan.
Ia menjelaskan tingkat hunian Rusun Wonocolo saat ini 70 persen dan saat ledakan bom terjadi ledakan penghuni di dekat lokasi ledakan langsung dipindahkan ke hunian yang masih kosong.
"Kami berharap dengan adanya upaya ini, maka hal-hal yang tidak diinginkan bisa diatasi," katanya.
Akibat ledakan di Rusun Wonocolo pada Minggu (13/5), ada enam orang yang masih memiliki ikatan keluarga yang menjadi korban, tiga di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, yakni Anton Febryanto (47), istrinya Puspita Sari (47), dan anaknya Rita Aulia Rahman (17).
Korban selamat tercatat bernama Ainur Rahman (15) yang membawa kedua adik perempuannya, Faizah Putri (11) dan Garida Huda Akbar (10) yang saat ini ini dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo, berada dekat dengan perbatasan kota Surabaya, sekitar 10 kilometer arah barat lokasi ledakan di tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018