Pangkalpinang  (Antaranews Babel) - Petani padi di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menjual beras secara dalam jaringan (daring), guna meningkatkan pemasaran hasil panennya.

"Pemasaran melalui `online` atau daring ini lebih mudah dan telah meningkatkan penjualan beras," kata salah seorang petani padi Toboali, Karim di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengakui pemasaran melalui jaringan forum jual beli media sosial ini dilakukan, karena petani kesulitan memasarkan hasil panen yang berlimpah.

Hasil panen beras putih pada awal 2018 mencapai 15 ton dan beras merah 12 ton.

Selain itu, pemasaran secara daring ini juga untuk mempromosikan hasil panen padi dan manfaat beras merah untuk kesehatan masyarakat.

"Alhamdulillah, saat ini beras lokal sudah dikenal masyarakat di kabupaten dan kota lainnya yang berdampak terhadap peningkatan permintaan. Biasanya penjualan hanya 50 kilogram meningkat menjadi 200 hingga 400 kilogram per hari," ujarnya.

Menurut dia, pemasaran secara daring ini lebih mudah dan tidak membutuhkan biaya terlalu besar, sehingga dapat menguntungkan petani.

"Saat ini, pemasaran melalui jaringan internet ini berjalan lancar, sehingga petani semakin bersemangat mengembangkan usaha pertanian padinya," katanya.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Kepulauan Babel Sudarman mengatakan terus mendorong petani untuk memasarkan hasil pertanian menggunakan teknologi informasi, guna mengoptimalkan pengembangan usaha pertanian di daerah ini.

"Menggunakan teknologi informasi tentu memudahkan petani memasarkan hasil pertanian, sekaligus memutus mata rantai praktik tengkulak yang merugikan petani di daerah ini," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018