Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan satelit NOAA mendeteksi 45 titik panas dan diperkirakan akan terus meningkat hingga Agustus tahun ini atau puncak musim kemarau di daerah itu.
"Kita terus memantau keberadaan titik panas ini sebagai antisipasi dini kebakaran lahan dan hutan," kata Kepala BPBD Kepulauan Babel, Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan sebanyak 45 titik panas tersebut tersebar di sejumlah kabupaten dengan rincian Bangka delapan, Bangka Barat 21 titik panas, Bangka Selatan sembilan, Bangka Tengah lima, Belitung satu dan Belitung Timur satu titik panas. Sementara Kota Pangkalpinang tidak terdeteksi titik panas.
"Kita mengoptimalkan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk memantau titik-titik rawan kebakaran lahan dan hutan," ujarnya.
Menurut dia titik panas pada musim kemarau tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dua tahun sebelumnya yang mencapai 95 titik panas, karena tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membakar lahan selama musim kemarau yang meningkat.
"Kita terus menyosialisasikan kepada masyarakat khususnya petani dan pengusaha perkebunan untuk membakar lahan selama musim kemarau, karena akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat luas," jelasnya.
Ia optimistis kebakaran lahan dan hutan di daerah ini bisa diantisipasi, karena petani masih menggunakan kearifan lokal dalam membuka lahan perkebunan dan pertanian.
"Selama ini kebakaran lahan dan hutan di daerah ini, karena masyarakat membuang puntung rokok sembarangan. Oleh karena itu, diminta masyarakat perokok tidak membuang putung rokok ke semak belukar untuk mencegah kebakaran hutan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Kita terus memantau keberadaan titik panas ini sebagai antisipasi dini kebakaran lahan dan hutan," kata Kepala BPBD Kepulauan Babel, Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan sebanyak 45 titik panas tersebut tersebar di sejumlah kabupaten dengan rincian Bangka delapan, Bangka Barat 21 titik panas, Bangka Selatan sembilan, Bangka Tengah lima, Belitung satu dan Belitung Timur satu titik panas. Sementara Kota Pangkalpinang tidak terdeteksi titik panas.
"Kita mengoptimalkan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk memantau titik-titik rawan kebakaran lahan dan hutan," ujarnya.
Menurut dia titik panas pada musim kemarau tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dua tahun sebelumnya yang mencapai 95 titik panas, karena tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membakar lahan selama musim kemarau yang meningkat.
"Kita terus menyosialisasikan kepada masyarakat khususnya petani dan pengusaha perkebunan untuk membakar lahan selama musim kemarau, karena akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat luas," jelasnya.
Ia optimistis kebakaran lahan dan hutan di daerah ini bisa diantisipasi, karena petani masih menggunakan kearifan lokal dalam membuka lahan perkebunan dan pertanian.
"Selama ini kebakaran lahan dan hutan di daerah ini, karena masyarakat membuang puntung rokok sembarangan. Oleh karena itu, diminta masyarakat perokok tidak membuang putung rokok ke semak belukar untuk mencegah kebakaran hutan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018