Sukoharjo, Jawa Tengah (Antaranews Babel) - Organisasi Islam Muhammadiyah membebaskan para anggotanya menentukan pilihan politik pada Pemilu 2019.

"Ini sesuai dengan khitah Muhammadiyah yang bergerak di bidang dakwah," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, di sela pelantikan Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), di Kampus UMS Sukoharjo, Selasa.

Terkait Pemilu 2019, Muhammadiyah berpesan kepada dua pasang peserta agar ke depan membangun Indonesia dengan dilandasi nilai agama, Pancasila, dan nilai luhur sebagai bangsa Indonesia.

"Ini juga saya sampaikan kepada bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo/Sandiaga Uno, saat pasangan ini melakukan silaturahmi di Kantor Pusat Muhammadiyah, Senin (13/8)," kata dia.

Pesan politik yang kedua, katanya lagi, yaitu tentang pentingnya peningkatan kedaulatan bangsa, baik dalam kedaulatan politik maupun kedaulatan ekonomi.

"Ini juga harus disertai dengan peningkatan kualitas SDM melalui penguatan pendidikan dan berdaya saing tinggi serta berkarakter," ucapnya.

Pesan politik ketiga, lanjut dia, yaitu negara yang harus aktif membangun kesejahteraan masyarakat secara merata, mengurangi kesenjangan ekonomi, terutama antargolongan.

Selain itu, pihaknya berharap agar Indonesia bisa memiliki daya saing hingga level internasional serta secara politik Indonesia harus lebih baik.

"Pada dasarnya reformasi politik harus tetap berjalan dengan menjadikan keadaban dan moralitas sebagai dasar berpolitik. Politik bukan saja berdasarkan kekuasaan," katanya.

Menurut dia, yang paling penting adalah bagaimana Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam bisa berperan lebih besar di kancah internasional, terutama di negara Islam.

Pewarta: Aries Astuti

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018