Muntok (Antaranews Babel) - Bupati Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Parhan Ali mengajak warga melestarikan pesta adat Desa Kacung yang kaya nilai kearifan lokal.
"Pesta adat itu bukan hanya sekedar seremonial, namun juga memiliki banyak nilai yang diwariskan kepada generasi yang akan datang," kata Bupati Parhan Ali di Muntok, Kamis.
Menurut dia, pesta adat atau sedekah kampung Desa Kacung, Kecamatan Kelapa yang digelar rutin setiap tahun juga berfungsi sebagai salah satu cara menjalin dan mengeratkan tali silatutahim antarwarga.
Fungsi silaturahim tersebut perlu terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai modal awal cukup berharga guna mendukung pembangunan yang sedang berjalan.
"Pesta adat ini merupakan adat lokal yang harus dilestarikan dan dipertahankan, kami berharap ruang lingkupnya diperluas agar bisa menjadi alternatif deatinasi wisata di Bangka Barat," ujarnya.
Bangka Barat memiliki destinasi wisata andalan berupa wisata sejarah dan budaya, pesta adat Desa Kacung yang merupakan bagian dari Suku Ketapik diharapkan mampu memberikan warna tersendiri dalam pengembangan kepariwisataan daerah.
"Masuknya sedekah kampung dalam agenda tahunan diharapkan menjadi alternatif bagi wisatawan," kata dia.
Tahun ini, pesta adat Desa Kacung merupakan kali ke-72 digelar bertempat di Balai Adat Suku Ketapik.
Pesta adat Desa Kacung merupakan warisan Suku Ketapik yang dilaksanakan rutin setiap tahun, pada bulan Zulhijjah atau setelah hari Raya Idul Adha.
Acara diawali dengan tari sambut dan penampilan pencak silat yang diiringi tabuhan gendang dan gong, selain itu juga dilaksanakan pawai menggunakan kereta hias oleh sejumlah anak desa setempat yang khatam Al Quran diiringi keluarga dan kerabat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Pesta adat itu bukan hanya sekedar seremonial, namun juga memiliki banyak nilai yang diwariskan kepada generasi yang akan datang," kata Bupati Parhan Ali di Muntok, Kamis.
Menurut dia, pesta adat atau sedekah kampung Desa Kacung, Kecamatan Kelapa yang digelar rutin setiap tahun juga berfungsi sebagai salah satu cara menjalin dan mengeratkan tali silatutahim antarwarga.
Fungsi silaturahim tersebut perlu terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai modal awal cukup berharga guna mendukung pembangunan yang sedang berjalan.
"Pesta adat ini merupakan adat lokal yang harus dilestarikan dan dipertahankan, kami berharap ruang lingkupnya diperluas agar bisa menjadi alternatif deatinasi wisata di Bangka Barat," ujarnya.
Bangka Barat memiliki destinasi wisata andalan berupa wisata sejarah dan budaya, pesta adat Desa Kacung yang merupakan bagian dari Suku Ketapik diharapkan mampu memberikan warna tersendiri dalam pengembangan kepariwisataan daerah.
"Masuknya sedekah kampung dalam agenda tahunan diharapkan menjadi alternatif bagi wisatawan," kata dia.
Tahun ini, pesta adat Desa Kacung merupakan kali ke-72 digelar bertempat di Balai Adat Suku Ketapik.
Pesta adat Desa Kacung merupakan warisan Suku Ketapik yang dilaksanakan rutin setiap tahun, pada bulan Zulhijjah atau setelah hari Raya Idul Adha.
Acara diawali dengan tari sambut dan penampilan pencak silat yang diiringi tabuhan gendang dan gong, selain itu juga dilaksanakan pawai menggunakan kereta hias oleh sejumlah anak desa setempat yang khatam Al Quran diiringi keluarga dan kerabat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018