Jakarta (Antaranews Babel) - Upaya pencarian dan evakuasi korban bencana di Sulawesi Tengah ditargetkan selesai pada 11 Oktober 2018 menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Evakuasi ditargetkan selesai tanggal 11 Oktober 2018 sesuai dengan masa tanggap darurat yang ditetapkan dan diharapkan tidak ada daerah yang terisolir, tidak ada kekurangan bantuan, dan daya dukung masyarakat normal, artinya aktivitas masyarakat kembali normal," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa sampai saat ini seluruh tim gabungan untuk pencarian dan penyelamatan korban masih berupaya mengevakuasi korban gempa dan tsunami yang melanda wilayah Palu, Donggala dan Sigi pada 28 September.
Dia mengatakan masa tanggap darurat ditetapkan 14 hari sejak gempa 7,4 Skala Richter yang berpusat di Donggala pada 28 September hingga 11 Oktober 2018.
"Kalau korban tidak ditemukan sesudah 14 hari, sehingga dalam hal ini dinyatakan hilang," ujarnya.
Meski evakuasi ditargetkan selesai pada 11 Oktober, proses pencarian masih akan dilakukan secara terbatas, tidak besar-besaran seperti saat ini, karena sebagian sumber daya seperti personel dan peralatan akan dialihkan untuk melakukan pemulihan wilayah.
"Bukan berarti total tidak dilakukan pencarian, tetap dilakukan pencarian cuma kekuatan, baik personel maupun peralatan, dikurangi," ujarnya.
Selanjutnya, personel-personel yang awalnya melakukan pencarian korban akan diarahkan untuk mendukung kegiatan pembersihan puing-puing bangunan dan perbaikan bangunan.
"Memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar untuk membersihkan puing-puing bangunan agar masyarakat tidak stres," katanya.
"Tetap memerlukan waktu agar pulih normal," ia menambahkan.
Hingga sekarang tim pencari masih menghadapi kesulitan untuk menemukan korban yang tertimbun lumpur dari proses likuifaksi karena tutupan lumpur bisa sampai tiga meter tingginya.
Selain itu, menurut Sutopo, belum semua daerah bisa diakses karena ada desa-desa yang terisolir akibat longsor.
"Bahkan personel memberikan bantuan dengan jalan kaki," tuturnya.
Meski demikian, perbaikan darurat terus dilakukan untuk memudahkan distribusi logistik bantuan dan akses masyarakat.
Sutopo menambahkan pada 10 Oktober 2018 akan dilakukan rapat koordinasi untuk membahas perkembangan terakhir di lapangan serta rekomendasi bagi pemulihan Palu, Donggala dan Sigi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Evakuasi ditargetkan selesai tanggal 11 Oktober 2018 sesuai dengan masa tanggap darurat yang ditetapkan dan diharapkan tidak ada daerah yang terisolir, tidak ada kekurangan bantuan, dan daya dukung masyarakat normal, artinya aktivitas masyarakat kembali normal," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa sampai saat ini seluruh tim gabungan untuk pencarian dan penyelamatan korban masih berupaya mengevakuasi korban gempa dan tsunami yang melanda wilayah Palu, Donggala dan Sigi pada 28 September.
Dia mengatakan masa tanggap darurat ditetapkan 14 hari sejak gempa 7,4 Skala Richter yang berpusat di Donggala pada 28 September hingga 11 Oktober 2018.
"Kalau korban tidak ditemukan sesudah 14 hari, sehingga dalam hal ini dinyatakan hilang," ujarnya.
Meski evakuasi ditargetkan selesai pada 11 Oktober, proses pencarian masih akan dilakukan secara terbatas, tidak besar-besaran seperti saat ini, karena sebagian sumber daya seperti personel dan peralatan akan dialihkan untuk melakukan pemulihan wilayah.
"Bukan berarti total tidak dilakukan pencarian, tetap dilakukan pencarian cuma kekuatan, baik personel maupun peralatan, dikurangi," ujarnya.
Selanjutnya, personel-personel yang awalnya melakukan pencarian korban akan diarahkan untuk mendukung kegiatan pembersihan puing-puing bangunan dan perbaikan bangunan.
"Memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar untuk membersihkan puing-puing bangunan agar masyarakat tidak stres," katanya.
"Tetap memerlukan waktu agar pulih normal," ia menambahkan.
Hingga sekarang tim pencari masih menghadapi kesulitan untuk menemukan korban yang tertimbun lumpur dari proses likuifaksi karena tutupan lumpur bisa sampai tiga meter tingginya.
Selain itu, menurut Sutopo, belum semua daerah bisa diakses karena ada desa-desa yang terisolir akibat longsor.
"Bahkan personel memberikan bantuan dengan jalan kaki," tuturnya.
Meski demikian, perbaikan darurat terus dilakukan untuk memudahkan distribusi logistik bantuan dan akses masyarakat.
Sutopo menambahkan pada 10 Oktober 2018 akan dilakukan rapat koordinasi untuk membahas perkembangan terakhir di lapangan serta rekomendasi bagi pemulihan Palu, Donggala dan Sigi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018