Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum memprioritaskan pengadaan alat pendeteksi gempa dan tsunami, karena potensi bencana alam tersebut masih relatif kecil di daerah itu.
"Bangka Belitung masih aman dari gempa, tetapi berarti tidak ada bencana tersebut," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Kamis.
Menurut dia, saat ini masih banyak daerah-daerah yang rawan bencana, tetapi belum mendapatkan atau memiliki alat sistem peringatan dini bencana gempa dan tsunami.
"Pemerintah mungkin belum memprioritaskan Babel untuk memiliki peralatan deteksi bencana gempa dan tsunami, karena masih banyak daerah yang lebih membutuhkan peralatan tersebut," katanya.
Ia mengatakan, belum memprioritaskannya peralatan pendeteksi dini gempa ini, bukannya pemerintah daerah takabur tidak terjadinya bencana tersebut.
"Insya Allah kita selalu berdoa daerah ini berkah, aman, sentosa dan jauh dari bencana alam tersebut," katanya.
Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa mengatakan, potensi gempa cukup tinggi di Kabupaten Bangka Barat, karena adanya patahan aktif di perairan daerah itu.
"Kita siaga 24 jam dan mengoptimalkan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat untuk selalu waspada bencana gempa," katanya.
Ia mengatakan, terhitung Januari hingga Juli 2018 tercatat sebanyak 16 kali gempa berkekuatan di bawah 3,7 skala richter melanda Kabupaten Bangka Barat dan tidak berpotensi tsunami.
"Ini harus menjadi perhatian bersama, karena potensi terjadinya gempa berkekuatan lebih besar cukup tinggi, karena adanya patahan aktif di perairan tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Bangka Belitung masih aman dari gempa, tetapi berarti tidak ada bencana tersebut," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Kamis.
Menurut dia, saat ini masih banyak daerah-daerah yang rawan bencana, tetapi belum mendapatkan atau memiliki alat sistem peringatan dini bencana gempa dan tsunami.
"Pemerintah mungkin belum memprioritaskan Babel untuk memiliki peralatan deteksi bencana gempa dan tsunami, karena masih banyak daerah yang lebih membutuhkan peralatan tersebut," katanya.
Ia mengatakan, belum memprioritaskannya peralatan pendeteksi dini gempa ini, bukannya pemerintah daerah takabur tidak terjadinya bencana tersebut.
"Insya Allah kita selalu berdoa daerah ini berkah, aman, sentosa dan jauh dari bencana alam tersebut," katanya.
Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa mengatakan, potensi gempa cukup tinggi di Kabupaten Bangka Barat, karena adanya patahan aktif di perairan daerah itu.
"Kita siaga 24 jam dan mengoptimalkan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat untuk selalu waspada bencana gempa," katanya.
Ia mengatakan, terhitung Januari hingga Juli 2018 tercatat sebanyak 16 kali gempa berkekuatan di bawah 3,7 skala richter melanda Kabupaten Bangka Barat dan tidak berpotensi tsunami.
"Ini harus menjadi perhatian bersama, karena potensi terjadinya gempa berkekuatan lebih besar cukup tinggi, karena adanya patahan aktif di perairan tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018