Toboali, Babel (Antaranews Babel) - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berenacana Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyatakan kasus malaria didaerah itu menurun secara signifikan karena meningkatnya kesadaran masyarakat setempat dalam mencegah penularan penyakit tersebut.
"Sepanjang Tahun 2018 Kasus Malaria di Bangka Selatan hanya terjadi sebanyak 7 kasus dengan rincian, 2 kasus di wilayah Puskesmas Toboali, 3 Kasus di Puskesmas Simpang Rimba dan 2 kasus di Puskesmas Batu Betumpang," Kata Kepala DKPPKB Bangka Selatan, Supriayadi melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular, Rusdimanto di Toboali, Selasa.
Ia mengatakan jumlah kasus malaria yang terjadi sepanjang tahun 2018 menurun sangat signifikan yakni sekitar 16 kasus dari 23 kasus yang terjadi di Bangka Selatan pada tahun 2017.
"Turunnya kasus malaria ini dikarenakan mulai timbulnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan," katanya.
Tidak hanya itu menurunnya kasus malaria ini karena peran aktif dari kader kesehatan yang ada di masing masing desa di Bangka Selatan.
Ia mengatakan pada tahun 2017 lalu Pemkab Bangka Selatan telah melaunching program UPS atau Ungkap, Periksa dan Selamat untuk meminimalisirkan penyebaran wabah malaria di Bangka Selatan.
"Kami rasa program UPS yang dimotori kader kesehatan ini berhasil menekan jumlah kasus malaria di Bangka Selatan hal ini terbukti dari menurunnya kasus malaria lebih dari 100 persen," katanya.
Ia mengatakan sebagai wilayah endemis malaria, pihaknya menargetkan pada tahun 2019 kasus malaria di Bangka Selatan akan semakin kecil.
"Untuk benar benar bebas dari malaria saya rasa itu tidak mungkin, karena di Babel adalah merupakan wilayah endemik malaria, namun kami akan terus berupaya menekan angka kasus malaria yang terjadi di Babel," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Sepanjang Tahun 2018 Kasus Malaria di Bangka Selatan hanya terjadi sebanyak 7 kasus dengan rincian, 2 kasus di wilayah Puskesmas Toboali, 3 Kasus di Puskesmas Simpang Rimba dan 2 kasus di Puskesmas Batu Betumpang," Kata Kepala DKPPKB Bangka Selatan, Supriayadi melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular, Rusdimanto di Toboali, Selasa.
Ia mengatakan jumlah kasus malaria yang terjadi sepanjang tahun 2018 menurun sangat signifikan yakni sekitar 16 kasus dari 23 kasus yang terjadi di Bangka Selatan pada tahun 2017.
"Turunnya kasus malaria ini dikarenakan mulai timbulnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan," katanya.
Tidak hanya itu menurunnya kasus malaria ini karena peran aktif dari kader kesehatan yang ada di masing masing desa di Bangka Selatan.
Ia mengatakan pada tahun 2017 lalu Pemkab Bangka Selatan telah melaunching program UPS atau Ungkap, Periksa dan Selamat untuk meminimalisirkan penyebaran wabah malaria di Bangka Selatan.
"Kami rasa program UPS yang dimotori kader kesehatan ini berhasil menekan jumlah kasus malaria di Bangka Selatan hal ini terbukti dari menurunnya kasus malaria lebih dari 100 persen," katanya.
Ia mengatakan sebagai wilayah endemis malaria, pihaknya menargetkan pada tahun 2019 kasus malaria di Bangka Selatan akan semakin kecil.
"Untuk benar benar bebas dari malaria saya rasa itu tidak mungkin, karena di Babel adalah merupakan wilayah endemik malaria, namun kami akan terus berupaya menekan angka kasus malaria yang terjadi di Babel," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019