Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Provinsi Bangka Belitung menyatakan industri pariwisata di Pulau Belitung melesu, karena kunjungan wisatawan domestik berkurang sejak harga tiket angkutan udara yang melambung tinggi.
"Kondisi industri pariwisata pada akhir 2018 dan awal 2019 lesu, karena tidak adanya wisatawan yang datang," kata Ketua PHRI Provinsi Kepulauan Babel Bambang Patijaya di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan pada pekan lalu, PHRI Provinsi Kepulauan Babel melakukan pertemuan di Pulau Belitung membahas harga tiket pesawat udara dari Jakarta - Belitung dan Pangkalpinang yang tinggi. Pada pertemuan itu, dihadiri 50 anggota PHRI se-Provinsi Babel dan rata-rata mereka mengeluhkan kunjungan wisatawan berkurang drastis karena tiket angkutan udara tinggi.
"Kondisi industri pariwisata melesu ini jarang terjadi, apalagi pengunjung di hotel Pulau Belitung yang selalu penuh namun semenjak harga tiket pesawat ini melambung tinggi tingkat kunjungan wisatawan berkurang drastis," ujarnya.
Menurut dia kondisi industri pariwisata di Belitung ini sama dengan Pulau Bangka yang juga mengalami penurunan yang cukup drastis.
"Kita berharap pemerintah meninjau ulang kenaikan harga tiket pesawat ini, karena sangat mempengaruhi industri perhotelan dan restoran di Kepulauan Babel khususnya Belitung yang merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia," katanya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kepulauan Babel Yanuar mengatakan pemerintah provinsi telah membahas tarif pesawat ini dengan maskapai penerbangan sebagai upaya menormalkan kembali harga tiket angkutan udara itu.
"Tingginya tarif pesawat ini berdampak terhadap minat wisatawan domestik berwisata ke Kepulauan Bangka Belitung," ujarnya.
Selain itu, minat wisatawan untuk berbelanja makanan, kerajinan khas daerah ini juga berkurang, karena biaya bagasi juga tinggi.
"Saat ini wisatawan menginap di hotel dan berbelanja di restoran sepi dan ini akan mempengaruhi perkembangan pariwisata daerah ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kondisi industri pariwisata pada akhir 2018 dan awal 2019 lesu, karena tidak adanya wisatawan yang datang," kata Ketua PHRI Provinsi Kepulauan Babel Bambang Patijaya di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan pada pekan lalu, PHRI Provinsi Kepulauan Babel melakukan pertemuan di Pulau Belitung membahas harga tiket pesawat udara dari Jakarta - Belitung dan Pangkalpinang yang tinggi. Pada pertemuan itu, dihadiri 50 anggota PHRI se-Provinsi Babel dan rata-rata mereka mengeluhkan kunjungan wisatawan berkurang drastis karena tiket angkutan udara tinggi.
"Kondisi industri pariwisata melesu ini jarang terjadi, apalagi pengunjung di hotel Pulau Belitung yang selalu penuh namun semenjak harga tiket pesawat ini melambung tinggi tingkat kunjungan wisatawan berkurang drastis," ujarnya.
Menurut dia kondisi industri pariwisata di Belitung ini sama dengan Pulau Bangka yang juga mengalami penurunan yang cukup drastis.
"Kita berharap pemerintah meninjau ulang kenaikan harga tiket pesawat ini, karena sangat mempengaruhi industri perhotelan dan restoran di Kepulauan Babel khususnya Belitung yang merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia," katanya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kepulauan Babel Yanuar mengatakan pemerintah provinsi telah membahas tarif pesawat ini dengan maskapai penerbangan sebagai upaya menormalkan kembali harga tiket angkutan udara itu.
"Tingginya tarif pesawat ini berdampak terhadap minat wisatawan domestik berwisata ke Kepulauan Bangka Belitung," ujarnya.
Selain itu, minat wisatawan untuk berbelanja makanan, kerajinan khas daerah ini juga berkurang, karena biaya bagasi juga tinggi.
"Saat ini wisatawan menginap di hotel dan berbelanja di restoran sepi dan ini akan mempengaruhi perkembangan pariwisata daerah ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019