Kairo (Antaranews Babel) - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada Selasa (29/1) menerima panggilan telepon dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk membahas kemajuan dalam menyelesaikan perang di Yaman.

Keduanya juga membicarakan sejumlah isu lain di kawasan, demikian dilaporkan Kantor Berita Saudi Press.

Perang selama empat tahun di Yaman mengadu gerakan al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran, dengan gerakan Abd-Rabbu Mansour Hadi dukungan Arab Saudi. Perang itu telah menjadi konflik yang merenggut puluhan ribu nyawa melalui tindakan militer dan sebab lainnya.

PBB ingin menyelamatkan kesepakatan yang dicapai antara kedua belah pihak pada Desember untuk melaksanakan penarikan pasukan dari kota pelabuhan Hudaidah, gerbang utama bagi pasokan bantuan dan barang komersil Yaman.

Kelompok al-Houthi memegang kendali atas kota pelabuhan Hudaidah sementara pasukan koalisi dukungan Arab Saudi berkumpul di pinggirannya. Pihak-pihak yang bertikai tidak setujui terkait siapa yang akan mengendalikan kota dan pelabuhan pascapenarikan pasukan.

Utusan PBB Martin Griffiths, Senin, mengaku bahwa batas waktu yang diusulkan untuk penarikan pasukan dari pelabuhan sudah lewat. Ia mendesak para pihak yang bertikai untuk mundur.

Menurut laporan SPA, Sekretaris Jenderal PBB mengucapkan terima kasih kepada Kerajaan Saudi atas dukungannya dalam mendorong hasil yang positif dalam dialog antar pihak di Yaman.

Tidak diketahui apakah percakapan tersebut membahas penyelidikan internasional yang dipimpin penyidik PBB, Agnes Callamard.

Callamard telah memulai penyelidikan selama sepekan di Turki dalam kasus pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Callamard pada Selasa mengatakan Arab Saudi belum memberikan lampu hijau kepadanya untuk memasuki konsulat Kerajaan di Istanbul ataupun bertemu dengan pihak berwenang Saudi.

Pewarta: Antara

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019