Toboali (Antaranews Babel) - Ketua Nelayan Batu Perahu Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Joni Juhri mempertanyakan kinerja tim terpadu karena hingga saat ini belum menentukan sikap terkait dengan laporan nelayan.
"Kita sudah koordinasi dengan ketua tim terpadu yang dibentuk oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung namun hingga saat ini belum ada tindakan terkait laporan kami,"kata Ketua Nelayan Batu Perahu Toboali, Joni Juhri usai bertemu Kapolres Bangka Selatan di Toboali, Rabu.
Joni mengatakan salah satu anggotanya nelayan batu perahu mengalami kerugian karena alat tangkapnya dirusak oleh kapal compreng yang beroperasi dibawah 10 mil.
"Pukat anggota nelayan kami rusak karena kena jangkar kapal compreng sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi kami,"kata dia.
Menurut Joni pihaknya merasa binggung dengan keadaan ini karena sudah berulang kali menyampaikan aspirasi namun belum ada perubahan yang baik bagi nelayan tradisional.
"Kami jadi binggung harus bagaimana sementara anggota mengeluh dengan kerusakan alat tangkapnya,"ujar dia.
Ia mengatakan sudah koordinasi dengan pihak TNI AL dan Kepolisian mengenai permasalahan ini agar bisa diselesaikan dan jangan sampai berlarut-larut.
"Beberapa pihak terkait sudah kita lakukan koordinasi namun belum ada solusi, intinya menunggu intruksi dari tim terpadu,"katanya.
Dirinya berharap ada tindakan nyata dari tim terpadu untuk memberi ketenangan nelayan kami dalam mencari nafkah.
"Semoga dalam waktu dekat ada tindakan nyata dari tim terpadu yang dibentuk beberapa waktu lalu oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,"harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kita sudah koordinasi dengan ketua tim terpadu yang dibentuk oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung namun hingga saat ini belum ada tindakan terkait laporan kami,"kata Ketua Nelayan Batu Perahu Toboali, Joni Juhri usai bertemu Kapolres Bangka Selatan di Toboali, Rabu.
Joni mengatakan salah satu anggotanya nelayan batu perahu mengalami kerugian karena alat tangkapnya dirusak oleh kapal compreng yang beroperasi dibawah 10 mil.
"Pukat anggota nelayan kami rusak karena kena jangkar kapal compreng sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi kami,"kata dia.
Menurut Joni pihaknya merasa binggung dengan keadaan ini karena sudah berulang kali menyampaikan aspirasi namun belum ada perubahan yang baik bagi nelayan tradisional.
"Kami jadi binggung harus bagaimana sementara anggota mengeluh dengan kerusakan alat tangkapnya,"ujar dia.
Ia mengatakan sudah koordinasi dengan pihak TNI AL dan Kepolisian mengenai permasalahan ini agar bisa diselesaikan dan jangan sampai berlarut-larut.
"Beberapa pihak terkait sudah kita lakukan koordinasi namun belum ada solusi, intinya menunggu intruksi dari tim terpadu,"katanya.
Dirinya berharap ada tindakan nyata dari tim terpadu untuk memberi ketenangan nelayan kami dalam mencari nafkah.
"Semoga dalam waktu dekat ada tindakan nyata dari tim terpadu yang dibentuk beberapa waktu lalu oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,"harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019