Jakarta (Antaranews Babel) - TNI angkatan Udara menyiapkan 12 unit pesawat angkut berat Hercules untuk mengantisipasi membantu penanganan bencana yang terjadi pada tahun 2019.
"Dengan tugas di tahun ini, saya tekankan kesiapan pesawat untuk antisipasi bencana haruslah diutamakan," Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna usai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU 2019, di Mabes TNI AU Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.
Ia mengaku sudah memerintahkan ke bagian pemeliharaan minimal kesiapan Hercules setiap saat sebanyak 12 unit. "Kita tidak tahu bencana (terjadi) kapan, tapi yang jelas, kita harus siap. Belajar dari tahun yang lalu, kesiapan Hercules sangat dibutuhkan. Pesawat CN paling tidak, siap lima unit, CN 295 dan 235 , wing empat. Pasukan seperti Paskhas juga harus siap, kemudian lanud-lanud harus siap mendukung bantuan kemanusiaan bila terjadi bencana.," ujarnya.
Pada Tahun 2019 ini, lanjut dia, TNI AU ingin meningkatkan operasi malam hari. Dimana operasi siang hari sudah dilakukan, namun untuk operasi malam hari ditekankan bisa melakukan intersepsi malam, kemudian penyerangan baik bom maupun roket dilakukan di malam hari.
"Saya akan latihkan di tahun ini, sehingga di akhir tahun 2019 atau di akhir Renstra ketiga ini diharapkan kemampuan TNI AU sudah utuh, baik di siang hari, maupun malam hari, bantuan kemanusiaan kita sudah siap. Harapan saya seperti itu. Insya Allah kita bisa wujudkan," ucap Yuyu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Dengan tugas di tahun ini, saya tekankan kesiapan pesawat untuk antisipasi bencana haruslah diutamakan," Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna usai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU 2019, di Mabes TNI AU Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.
Ia mengaku sudah memerintahkan ke bagian pemeliharaan minimal kesiapan Hercules setiap saat sebanyak 12 unit. "Kita tidak tahu bencana (terjadi) kapan, tapi yang jelas, kita harus siap. Belajar dari tahun yang lalu, kesiapan Hercules sangat dibutuhkan. Pesawat CN paling tidak, siap lima unit, CN 295 dan 235 , wing empat. Pasukan seperti Paskhas juga harus siap, kemudian lanud-lanud harus siap mendukung bantuan kemanusiaan bila terjadi bencana.," ujarnya.
Pada Tahun 2019 ini, lanjut dia, TNI AU ingin meningkatkan operasi malam hari. Dimana operasi siang hari sudah dilakukan, namun untuk operasi malam hari ditekankan bisa melakukan intersepsi malam, kemudian penyerangan baik bom maupun roket dilakukan di malam hari.
"Saya akan latihkan di tahun ini, sehingga di akhir tahun 2019 atau di akhir Renstra ketiga ini diharapkan kemampuan TNI AU sudah utuh, baik di siang hari, maupun malam hari, bantuan kemanusiaan kita sudah siap. Harapan saya seperti itu. Insya Allah kita bisa wujudkan," ucap Yuyu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019