Desa Bukit Layang, Babel (Antaranews Babel) - PT Timah Tbk bekerja sama dengan Federal Institute For Geoscinces and Natural Resources (BGR) memanen tomat 4,5 ton di lahan reklamasi percontohan Desa Bukit Layang Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Alhamdulillah hasil panen tomat di lahan bekas tambang timah ini sudah mencapai 4,5 ton untuk memenuhi kebutuhan tomat masyarakat," kata pelaksana reklamasi percontohan PT Timah Tbk - BGR, Ahmad Saragi di Bukit Layang, Rabu.
Ia mengatakan pengembangan tanaman tomat di lahan reklamasi bekas tambang bijih timah seluas 0,3 hektare ini berjalan dengan baik dan dinilai berhasil, sehingga produksi tomat lokal meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi.
"Diperkirakan panen tomat ini terus bertambah, karena tanaman tersebut masih dalam masa panen, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pasokan tomat luar daerah," ujarnya.
Ia mengaku kendala dalam pengembangan tomat yaitu pemasaran hasil panen, karena pengelola lahan kritis ini harus mencari jaringan atau distributor untuk menampung hasil panen tomat tersebut.
"Kita belum pernah dan tidak tahu jaringan untuk memasarkan tomat ke pasar-pasar tradisional," katanya.
Oleh karena itu, kedepannya pihaknya akan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan distributor sayur mayur agar pemasaran tomat ini lebih optimal.
"Selama ini kita hanya mengandalkan warga yang bekerja di sini untuk memasarkan langsung hasil panen ke pasar-pasar tradisional di Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang dengan hasil penjualan kurang optimal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Alhamdulillah hasil panen tomat di lahan bekas tambang timah ini sudah mencapai 4,5 ton untuk memenuhi kebutuhan tomat masyarakat," kata pelaksana reklamasi percontohan PT Timah Tbk - BGR, Ahmad Saragi di Bukit Layang, Rabu.
Ia mengatakan pengembangan tanaman tomat di lahan reklamasi bekas tambang bijih timah seluas 0,3 hektare ini berjalan dengan baik dan dinilai berhasil, sehingga produksi tomat lokal meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi.
"Diperkirakan panen tomat ini terus bertambah, karena tanaman tersebut masih dalam masa panen, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pasokan tomat luar daerah," ujarnya.
Ia mengaku kendala dalam pengembangan tomat yaitu pemasaran hasil panen, karena pengelola lahan kritis ini harus mencari jaringan atau distributor untuk menampung hasil panen tomat tersebut.
"Kita belum pernah dan tidak tahu jaringan untuk memasarkan tomat ke pasar-pasar tradisional," katanya.
Oleh karena itu, kedepannya pihaknya akan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan distributor sayur mayur agar pemasaran tomat ini lebih optimal.
"Selama ini kita hanya mengandalkan warga yang bekerja di sini untuk memasarkan langsung hasil panen ke pasar-pasar tradisional di Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang dengan hasil penjualan kurang optimal," katanya.
Editor : Rustam Effendi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019