Pangkalpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan meminta masyarakat tidak lagi membakar lahan dan hutan guna mengurangi asap karhutla yang akan mengganggu kesehatan mereka, terutama selama musim kemarau ini.
"Saat ini asap dari Sumatera dan Kalimatan sudah mulai menyelimuti Pulau Bangka Belitung dan diharapkan masyarakat menggunakan masker untuk mencegah berbagai penyakit akibat asap tersebut," kata dia di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan untuk mengurangi asap karhutla (kebakaran hutan dan lahan) itu, masyarakat, khususnya petani, tidak boleh lagi membakar lahan secara sembarangan, karena akan memperparah kabut asap yang mengganggu pernafasan dan aktivitas masyarakat.
"Kita berharap masyarakat menggunakan masker dan tidak lagi membuka kebun dengan membakar," katanya.
Dia mengatakan karhutla bukan karena ulah masyarakat saja, akan tetapi pemicu api berasal dari hal-hal lain, misalnya botol dalam kemasan masih ada airnya kemudian terkena sinar matahari maka bisa mengakibtakan panas dan terbakar, lalu terbakarnya lahan kering itu juga bisa menyebabkan kebakaran dalam areal yang lebih luas.
Terkait dengan pembakaran lahan oleh pengusaha perkebunan di daerah itu, kata dia, hingga saat ini belum ada laporan.
"Kalau pembakaran lahan oleh pengusaha saya belum dengar. Namun demikian, masyarakat tolong dikurangi membakar lahan karena memadamkan api itu tidak mudah," katanya.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III HAS Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Charles Siregar, mengatakan sebagian wilayah di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur diselimuti kabut asap karhutla diduga kiriman dari wilayah di Kalimantan.
Selain disebabkan oleh kiriman asap dari Kalimantan, kabut asap karhutla yang melanda Pulau Belitung juga karena kebakaran hutan dan lahan di daerah setempat.
"Kami mencatat ada sebanyak 73 titik api yang tersebar di wilayah Bangka Belitung sehingga ini juga menjadi pemicu munculnya kabut asap hari ini," ujarnya.