Bogor (Antara Babel) - Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim, berpendapat
boikot produk Isreal sebagai bentuk protes terhadap tindakan negara
Zionis kepada rakyat Palestina tidak akan berdampak bagi negara Yahudi
itu.
Seruan memboikot produk Israel kembali mencuat setelah pecah perang
antara tentara Zionis dan Pejuang Hamas di Palestina sejak Juni lalu.
Palestina
menjadi tanah kelahiran tiga agama besar dunia, yaitu Kristen, Islam,
dan Yahudi. Komposisi masyarakat Palestina yang memakai bahasa Arab
sebagai bahasa pengantar, juga terdiri dari pemeluk ketiga agama itu
selain agama-agama lain.
"Kita mengacu pada kebijaksanaannya, terlalu jauh untuk memboikot karena
banyak saudara-saudara kita yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang
memproduksi produk Zionis jadi dampaknya tidak sepadan," kata dia, di
Bogor, Jawa Barat, Kamis kemarin (21/8).
Aksi boikot itu, kata
dia, justru akan berdampak bagi Indonesia sendiri, karena banyak
masyarakat bekerja di pabrik penghasil produk milik negara Zionis itu.
Beberapa komoditas alias produk dari perusahaan Israel juga beredar
secara legal di Tanah Air.
"Jadi kita harus hati-hati mengambil langkah, karena memboikot produk
Israel tidak ada dampak apa-apa bagi negara sebesar Zionis, justru
Indonesia sendiri yang akan terkena dampak," katanya.
Boikot Produk Israel Tidak Berdampak Luas
Jumat, 22 Agustus 2014 13:31 WIB
![Boikot Produk Israel Tidak Berdampak Luas](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2014/08/20140822isis.jpg)
"Kita mengacu pada kebijaksanaannya, terlalu jauh untuk memboikot karena banyak saudara-saudara kita yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk Zionis jadi dampaknya tidak sepadan,"