Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk pada 2020 memfokuskan upaya meningkatkan program pendidikan vokasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, agar lulusan sekolah menengah kejuruan di lingkungan perusahaan berplat merah itu memiliki keterampilan khusus, berkualitas dan berdaya saing.
"Pada tahun ini, bantuan pendidikan vokasi lebih difokuskan kepada keterampilan khusus agar lulusan SMK ini siap bekerja di perusahaan atau membuka lapangan usaha baru," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PT Timah Tbk, Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu tahun ini lebih difokuskan pendidikan vokasi, merupakan komitmen PT Timah Tbk sebagai perusahaan pertambangan pertama di Indonesia yang pertama kali menyelesaikan dokumen Rencana Induk Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat (RIPPM) periode 2019-2029 melakukan pemberdayaan bagi masyarakat sekitar tambang untuk mewujudkan SDM masyarakat berkualitas dan berdaya saing pada akhirnya dapat mandiri secara ekonomi.
"Kita melakanakan apa yang dilakukan tahun lalu dan sekaligus memperbaharui konsepnya. Misalnya pendidikan vokasi tahun ini, PT Timah lebih spesifik khusus untuk anak-anak yang tidak mampu dan keahliannya khsusunya," ujarnya.
Menurut dia dengan adanya pendidikan vokasi berketerampilan khusus ini, para penerima bantuan beasiswa dapat ahli dibidang pendidikannya seperti las atau pariwisata.
"Jadi nantinya, meskipun mereka tidak berpendidikan tinggi tetapi sudah punya bekal keahlian untuk bekerja di perusahaan atau membuka usaha sesuai keahliannya," katanya.
Ia menambahkan program beasiswa untuk siswa kurang mampu ini telah dilaksanakan PT Timah sejak 2000 di SMAN 1 Pemali Kabupaten Bangka. Saat ini sudah ada 700 peserta didik yang menerima beasiswa ini.
"Kami berharap program ini dapat menjadi bekal pendidikan lebih baik dan meningkatkan wawasan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat," katanya.
Salah satu penerima beasiswa pendidikan PT Timah di SMAN 1 Pemali, Dalvina mengatakan melalui program beasiswa ini dirinya bisa mengenyam pendidikan secara gratis tanpa harus membebankan orangtua yang sangat lemah secara ekonomi.
Dulunya, ia sempat berpikir untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA karena terkendala biaya, namun berkat bantuan ini dirinya mengikuti seleksi dan berhasil meraih beasiswa ini.
"Ibu saya bekerja serabutan, kadang ngelimbang, ayah sakit. Saya sempat berpikir enggak mau sekolah SMA karena mikir biaya, kasian ibu. Tetapi karena ada beasiswa ini dan kami biaya buku, sekolah semua ditanggung, bekuranglah beban orang tua," katanya.
Ia berharap, program beasiswa yang sangat bagus ini akan terus berlanjut, agar orang yang kesulitan ekonomi seperti saya ini semakin banyak bisa sekolah.