Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan (Korsel) jatuh pada awal perdagangan Rabu, karena kehati-hatian menjelang hasil pertemuan Federal Reserve (Fed) AS, saat rekor kasus Virus Corona harian di dalam negeri membebani sentimen risiko investor, sementara won melemah dan imbal hasil obligasi acuan naik.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Sahan Gabungan Korea (KOSPI) melemah 4,55 poin atau 0,15 persen menjadi diperdagangkan di 2.983,40 poin pada pukul 01.26 GMT, memperpanjang penurunan ke sesi keempat berturut-turut.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics turun 0,13 persen, sementara perusahaan platform Naver dan pembuat baterai LG Chem masing-masing menyusut 0,77 persen dan 0,43 persen.
Pasar sedang menunggu untuk mendengar dari Federal Reserve AS tentang kapan akan berhenti membeli aset dan mulai menaikkan suku bunga, mungkin menumpuk tekanan pada rekan-rekannya untuk mengikuti.
Korea Selatan melaporkan 7.850 kasus baru Virus Corona pada Selasa (14/12/2021), total harian tertinggi, karena infeksi di antara orang yang telah divaksinasi terus melonjak, dengan jumlah pasien serius juga mencapai angka tertinggi baru di 964.
Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 99,5 miliar won (83,93 juta dolar AS) di papan utama.
Won dikutip pada 1,185,5 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,24 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.185,4 per dolar, tidak berubah dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward, kontrak satu bulannya tercatat pada 1.184,8.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Desember pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,09 poin menjadi 109,07.
Imbal hasil obligasi Pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 3,6 basis poin menjadi 1,819 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang dijadikan acuan naik 2,5 basis poin menjadi 2,192 perse