Jakarta (ANTARA) - Emiten tambang pelat merah PT Timah Tbk dengan kode saham TINS menambah enam kapal isap untuk meningkatkan produksi timah dari kegiatan pertambangan laut atau offshore.
"Tahun ini, kami menambah enam unit kapal isap dengan nilai investasi Rp60 miliar untuk satu kapal," kata Direktur Utama Timah Achmad Ardianto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Saat ini, TINS memiliki total 50 unit kapal isap yang dipergunakan untuk memproduksi timah melalui tambang offshore. Satu kapal isap memiliki kapasitas produksi sekitar 30 ton sebulan tergantung ketebalan lapisan timah dan kedalaman.
Pada 2021, TINS mencatatkan angka produksi biji timah sebesar 24.670 ton Sn atau turun 38 persen dari tahun sebelumnya sebesar 39.757 ton Sn. Produksi itu terdiri dari 46 persen berasal dari penambangan darat dan 54 persen bersumber dari penambangan laut.
Sementara itu, sepanjang kuartal pertama 2022, produksi bijih timah sebanyak 4.508 ton atau turun 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.037 ton. Dari jumlah itu, sebanyak 35 persen atau 1.583 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 65 persen atau 2.925 ton bersumber dari penambangan laut.
Achmad menjelaskan penurunan produksi yang terjadi pada tahun lalu maupun kuartal pertama tahun ini akibat beberapa armada masuk gelanggang kapal, sehingga mempengaruhi kinerja produksi perseroan. Ia optimistis perusahaannya mampu mengejar target produksi 33.000 ton melalui penambahan kapal isap baru tersebut.
TINS akan fokus terhadap peningkatan produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan laut agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan.