Jakarta (ANTARA) - Spotify dikabarkan akan menghadirkan "audiobooks" atau buku versi audio dalam layanannya sehingga memperbanyak jenis konten yang dihadirkan di samping lagu dan podcast.
Kami percaya bahwa buku audio, dalam berbagai bentuknya, akan menjadi peluang besar, kata CEO Spotify Daniel Ek dikutip dari The Verge, Jumat.
Langkah besar pertama Spotify ke dalam bisnis itu adalah akuisisi Findaway, yang diumumkan tahun lalu.
Findaway merupakan platform buku audio seperti Anchor yang memungkinkan penulis untuk membuat, mendistribusikan, dan memonetisasi karya mereka.
Dengan akuisisi Spotify, langkah ini dinilai mengambil inti dari ekosistem buku audio digital.
Meski demikian karena adanya tinjauan divisi antimonopoli departemen kehakiman di AS akuisisi itu belum benar- benar aman.
Daniel Ek menyebutkan model "freemium" atau konten premium namun akan ada beberapa konten yang digratiskan nampaknya masih akan dijalani untuk bisnis audiobook-nya.
Tentu konsep ini akan mengubah industri bisnis audiobook, karena biasanya konten sejenis ini tidaklah murah dan ada biaya berlangganan yang biasanya didasarkan seharga buku aslinya.
Mengacu pada hasil temuan Asosiasi Penerbit Audio (APA), terdapat banyak pendengar baru di seluruh dunia berkat kehadiran audiobook.
APA menyebutkan pasar buku audio untuk di kawasan Amerika Utara bertumbuh hingga 25 persen di 2021 bahkan memiliki pendapatan 1,6 miliar dolar AS lebih besar sedikit dari pasar podcast yang pada 2021 meraih 1,45 miliar dolar AS.
Meski APA mendukung perluasan pasar pada buku audio, namun konsep bisnis yang ditawarkan oleh Spotify diharapkan tidak merugikan para penulis dan penerbit akibat konsep gratis namun diselingi iklan.
"Saya pikir harapannya adalah Anda akan meningkatkan pendapatan sehingga semua orang mendapat lebih banyak, kata Cobb. Tetapi kekhawatirannya adalah Anda akan mendapatkan jauh lebih sedikit per unit sehingga pada akhirnya akan menekan pendapatan."