Jakarta (Antara Babel) - Kerja sama pertukaran berita LKBN Antara dan
Kantor Berita Turki Anadolu dapat menghindari paradigma masyarakat Turki
yang keliru atas Indonesia, kata Duta Besar Turki untuk Indonesia
Zekeriya Akcam.
"Selama ini masyarakat Turki hanya tahu Indonesia dari berita yang
berasal dari Eropa yang sangat selektif sehingga ada paradigma yang
salah dari pemberitaan yang lain," ujarnya di Kantor Berita Antara,
Jakarta, Sabtu.
Melalui kerja sama tersebut, ia mengemukakan, masyarakat Turki akan
mendapatkan berita dari Indonesia, dan Indonesia akan mendapatkan
berita dari Turki langsung, sehingga hubungan dua negara akan semakin
dekat dengan saling mengenal.
Menurut dia, masih banyak masyarakat Turki yang tidak mengetahui
Indonesia dan memiliki persepsi sendiri yang tidak berdasar fakta
sebelum berkunjung langsung ke Indonesia.
"Saat saya pulang ke Turki, banyak yang bertanya kehidupan
masyarakat Indonesia, apakah Indonesia termasuk negara demokrasi, dan
lain-lain. Sekarang semua akan tervisualisasi," kata Dubes.
Untuk itu, ia menilai, kerja sama tersebut akan berkontribusi
banyak pada hubungan dua negara karena setelah saling mengenal, kerja
sama dalam bidang lain akan terdorong.
Hubungan antarnegara, menurut Zekeriya, juga akan lebih erat dengan adanya komunikasi yang lebih mudah.
"Jadi, kerja sama ini awal yang baik, meskipun sebelumnya sudah
punya perjanjian, kerja sama ini lebih kuat sehingga akan bekerja sama
lebih baik, termasuk pertukaran jurnalis, informasi, membuat berita,"
ujar dia.
Kantor Berita Anadolu dan Kantor Berita Antara termasuk dua kantor
berita berusia tua, masing-masing berdiri pada 1920 dan 1937 dan telah
lama melakukan kerja sama. Keduanya memperpanjang kerja sama pertukaran
berita teks, foto dan video.
Kerja Sama Antara-Anadolu Hindari Paradigma Keliru
Sabtu, 21 November 2015 21:55 WIB
Saat saya pulang ke Turki, banyak yang bertanya kehidupan masyarakat Indonesia ..."