Jakarta (ANTARA) - Siapa pun yang mengikuti pertandingan kualifikasi Piala Asia U-20 2023 antara Indonesia dan Vietnam bisa melihat bagaimana tingginya kepercayaan diri pemain-pemain garuda muda.
Bahkan beberapa jam sebelum pertandingan melawan Vietnam, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong sudah menyatakan optimisme bahwa mental pemain sudah lebih tinggi dari sebelumnya.
Keyakinan Shin itu diafirmasi ketika Indonesia bangkit untuk balik menaklukkan Vietnam 3-2 lewat dua gol yang tercipta dalam 10 menit terakhir pertandingan yang berlangsung 18 September lalu itu.
Itu bukan saja dari cara mereka mencetak gol yang jelas memperlihatkan kepercayaan diri yang tinggi, tetapi juga dari cara mereka mengatasi tekanan karena tertinggal gol dua kali untuk kemudian menciptakan dua gol dalam jangka sepuluh menit terakhir yang mengantarkan Indonesia merebut tiket putaran final U-20 Asia di Uzbekistan tahun depan.
Itulah keistimewaan yang paling mengemuka dari skuad junior besutan Shin Tae-yong yang membuat Indonesia optimistis terhadap kiprah timnas sepak bolanya dalam ajang-ajang lain berikutnya.
Ada teorema yang menyebutkan kepercayaan diri dalam sepak bola adalah pendorong untuk hadirnya prilaku bagus di lapangan yang menjadi faktor sangat menentukan untuk seorang atlet.
Kepercayaan diri adalah kekuatan utama yang mencipta performa atlet dan menjadi faktor sangat penting untuk sukses dalam sepak bola.
Teori lain menyebutkan kepercayaan diri menjadi faktor penting dalam sepak bola karena atlet yang memiliki keyakinan diri niscaya tidak akan gampang terintimidasi oleh keadaan terdesak apa pun, entah karena agresi pemain lawan atau posisi mereka terhadap lawan saat itu.
Sebaliknya, pemain kurang percaya diri atau tidak yakin kepada dirinya sendiri, niscaya ragu untuk bersikap ketika saatnya bermain. Jika pemain ragu-ragu pada titik terpenting dalam pertandingan, maka akibatnya pemain itu akan gagal.
Alasan mengapa pemain mendapatkan kepercayaan diri dalam sepakbola
Teori yang ditarik dari praktik juga menyebutkan dua alasan mengapa pemain mendapatkan kepercayaan diri dalam sepakbola.
Alasan pertama, karena pemain mengenal kompetisi yang dia mainkan, maka mereka dapat melihat kekuatan dan kekurangan kompetisi sejak dini. Dalam tahap ini, pemain menjadi tahu betul siapa lawannya sehingga dia tahu apa yang bakal terjadi dan tidak akan terkejut dalam menghadapinya. Dalam kata lain, mereka sudah siap dalam keadaan apa pun.
Alasan kedua adalah pemain memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang secara langsung mempengaruhi kemampuannya dalam memainkan pertandingan. Di sin, pemain lebih percaya diri dalam bersikap di lapangan, termasuk dalam melancarkan tekel. Kesiapan ini dibentuk dan ditempa oleh latihan intensif nan serius yang berulang-ulang.
Dari apa yang terlihat pada timnas U-20 ketika Ronaldo Kwateh cs menyapu tiga lawannya selama kualifikasi Piala Asia U-20 itu yang dikulminasi oleh kemenangan penting atas Vietnam, maka timnas U-20 memiliki modal seperti disebut teori di atas.
Kepercayaan diri bukan sembarang modal, melainkan investasi sangat berharga yang mutlak dibutuhkan pemain-pemain sepak bola mana pun, termasuk para bintang yang malang melintang di level dunia.
Banyak pemain bintang yang terpuruk karena masalah kepercayaan diri. Sebaliknya banyak yang menemukan kembali kapital sangat penting itu untuk kemudian membuat mereka mencapai lagi performa terbaiknya.
Kemunculan kembali kepercayaan diri bisa karena faktor eksternal dan bisa karena internal dari diri pemain. Tetapi yang lebih sering terjadi karena intervensi faktor eksternal.
Di antara faktor eksternal yang paling umum adalah campur tangan pelatih. Dan Shin Tae-yong adalah jenis pelatih yang menguakkan kembali kepercayaan diri itu.
Teknik, keterampilan dan jam terbang memang penting, tetapi tanpa kepercayaan diri semua itu akan sirna tak berbekas, tak berdampak.
Kepercayaan diri bisa menular
Kepercayaan diri juga kadang kala menular. Bahkan sukses sejawat di level sama atau lain, entah atlet dalam cabang olah raga yang sama maupun atlet dari lain cabang, kerap menumbuhkan keyakinan kepada atlet lain bahwa "saya atau kita juga bisa."
Sukses Timnas U-20 dicapai tak lama setelah tim senior lolos ke Piala Asia 2023 yang tempatnya belum bisa diketahui sampai Oktober nanti.
Karena keduanya dilatih oleh pelatih yang sama, Shin Tae-yong, maka hubungan sukses menularkan sukses itu terlihat jelas.
Hubungan kausalitas yang baik itu telah membesarkan hati masyarakat Indonesia, khususnya pecinta sepak bola yang tak pernah bosan menantikan Indonesia merengkuh hasil maksimal dalam level kompetisi apa pun.
Di lain hal, hubungan timnas U-20 dengan timnas senior bisa meluber menjadi inspirasi untuk keseluruhan sistem sepak bola nasional, termasuk anak-anak bangsa tengah digembleng oleh sistem sepak bola usia dini.
Gilang Jalu Praga dari Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI Bandung adalah di antara orang yang melihat dan merasakan sukses Timnas U-20 dan tim senior menjadi inspirasi untuk yang lain yang jauh lebih junior.
Menurut dia, keberhasilan timnas senior dan junior, berdampak positif terutama terhadap semangat dan motivasi siswa sepak bola dalam berlatih.
“Keberhasilan timnas membuat anak-anak menjadi termotivasi,” kata Gilang kepada Shofi Ayudiana dari LKBN ANTARA, beberapa waktu lalu.
Mereka menjadi mengidolakan pemain-pemain yang menjadi punggawa baik timnas senior maupun junior, seperti Cahya Supriadi untuk kiper atau Marselino Ferdinan untuk penyerang.
Upaya mengimitasi semangat, kepercayaan diri dan tingkat keterampilan serta prestasi yang berhasil dibuat timnas itu adalah hikmah besar bagi sepak bola nasional.
Itu terutama dalam kaitannya dengan menciptakan iklim sepak bola yang tak henti menelurkan bakat-bakat besar, dan juga bisa menjadi bekal untuk kian berkualitas serta berkembangnya kompetisi sepak bola di tanah air, baik level klub maupun level timnas.
Kesempatan untuk semakin berkualitas
Kini, timnas junior dan senior asuhan Shin Tae-yong itu sedang memegang kesempatan untuk membuat mereka semakin berkualitas dari waktu ke waktu, apalagi jika melihat jadwal timnas tahun depan.
Dari jadwal itu ada harapan besar bahwa baik tim junior maupun senior akan semakin baik untuk kemudian bekal bagus bagi Indonesia untuk menaiki level kompetisi yang selama ini tak bisa ditembus.
Tahun depan mereka akan mengawali proses pematangan itu dalam Piala Asia U-20 di Uzbekistan dari 1 Maret sampai 18 Maret 2023.
Dua bulan kemudian, mereka akan mengarungi kompetisi level FIFA dalam putaran final Piala Dunia U-20 yang dilangsungkan mulai 20 Mei sampai 11 Juni.
Puncaknya, tim senior akan bertualang dalam Piala Asia 2023 yang akan diadakan mulai 16 Juni sampai 16 Juli.
Jika dalam tiga turnamen itu, khususnya di level Asia, timnas junior maupun senior itu mencapai level prestasi besar atau mengulangi prestasi puncak karena Indonesia pernah menjuarai Piala Asia U-20, maka itu dapat menjadi bekal bagus untuk perjalanan Indonesia berikutnya.
Irisan prestasi mereka bisa menghasilkan talenta-talenta yang bukan mustahil menjadi motor untuk mengawali petualangan besar Indonesia menembus turnamen agung Piala Dunia dan Olimpiade.
Apa yang dicapai timnas U-20 dan tim senior tahun ini, dan apa yang bisa mereka lakukan dalam tiga turnamen sepak bola penting tahun depan itu, bisa menjadi bekal bagus untuk membuat mereka semakin baik sehingga tampil dalam Olimpiade Paris 2024 atau Piala Dunia 2026, bukan lagi keinginan pungguk merindukan bulan.