Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan adanya aktivitas vulkanik yang terjadi di Gunung Ibu, Maluku Utara, berupa lontaran abu setinggi lebih kurang 800 meter di atas puncak gunung api tersebut.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu Axl Roeroe mengatakan erupsi itu terekam seismogram pada pukul 19:39 WIT dengan amplitudo maksimum 30 milimeter dan durasi lebih kurang 1 menit 15 detik.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Saat ini, Gunung Ibu masih berada pada status level II atau waspada terhitung sejak 10 Desember 2013.
PVMBG merekomendasi masyarakat, pengunjung, ataupun wisatawan yang berada di sekitar Gunung Ibu agar tidak beraktivitas di dalam radius dua kilometer dan perluasan sektoral berjarak 3,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif gunung api tersebut.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata)," kata Roeroe.
Secara geologi, batuan yang menyusun Gunung Ibu terdiri dari lava, aliran piroklastik, dan jatuhan piroklastik
Berdasarkan catatan sejarah, Gunung Ibu pertama kali meletus pada Agustus hingga September 1911. Namun, tidak ada penjelasan jenis dan dampak letusan tersebut.
Letusan berikutnya berlangsung 87 tahun kemudian, yaitu Desember 1998 yang menghasilkan sumbat lava. Aktivitas vulkanik berikutnya terjadi pada tahun 2001 sampai 2004.
Pada 21 April 2008, PVMBG sempat menaikkan status Gunung Ibu dari status level II atau waspada menjadi level III atau siaga akibat aktivitas kegempaan dan letusan yang meningkat kala itu.
Gunung Ibu merupakan gunung api bertipe stratovolcano yang terletak di barat laut Pulau Halmahera, Maluku Utara, Indonesia.
Puncak gunung merupakan kawah vulkanik. Pusat kawah memiliki lebar satu kilometer dan kedalaman 400 meter, sedangkan bagian luar memiliki lebar 1,2 kilometer.