Washington (ANTARA) - Negara-negara termiskin di dunia sekarang berutang 62 miliar dolar AS dalam pembayaran utang tahunan kepada kreditur bilateral resmi, atau meningkat 35 persen selama setahun terakhir, kata Presiden Bank Dunia David Malpass.
Malpass pada Kamis (1/12/2022) ikut memperingatkan bahwa peningkatan beban tersebut berpotensi mendorong risiko gagal bayar (default).
Kepada konferensi Reuters NEXT di New York, ia mengatakan bahwa dua pertiga dari beban utang ini sekarang berutang ke China, memberikan beberapa rincian laporan statistik utang tahunan pemberi pinjaman pembangunan yang akan dirilis minggu depan.
"Saya khawatir tentang proses gagal bayar yang tidak teratur di mana tidak ada sistem untuk benar-benar mengatasi utang untuk negara-negara miskin," kata Malpass.
Berita Terkait
Presiden Bank Dunia diserukan mundur setelah meragukan perubahan iklim
22 September 2022 08:35
BUMN mainkan peran penting selama COVID-19 dan pascapandemi
4 Oktober 2024 21:28
Gangguan IT besar hantam bank, maskapai, dan bisnis di seluruh dunia
19 Juli 2024 17:29
Indonesia ajukan dana ke Bank Dunia untuk pandemi masa depan
19 Mei 2023 11:05
Kejatuhan bank tidak akan jadi pengulangan kris 2008
6 April 2023 08:31
Harga minyak menetap lebih rendah pada Sabtu pagi
18 Maret 2023 09:42
Bank Dunia prediksi ekonomi RI 2022 tumbuh 5,2 persen
15 Desember 2022 15:22
Presiden Bank Dunia: ekonomi global "sangat dekat" dengan resesi
14 Oktober 2022 10:42