Manggar, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengampanyekan gerakan ibu hamil sehat, untuk mencegah kondisi gagal tumbuh (stunting) pada anak usia di bawah lima tahun (balita).
"Gerakan ini sebagai bentuk kampanye pemerintah yang menyasar kepada ibu hamil agar lebih peduli terhadap kesehatan, sehingga anak terhindar dari stunting," kata Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Provinsi Babel, Rita Agustina di Manggar, Jumat.
Kampanyekan gerakan ibu hamil digelar dalam momentum peringatan Hari Ibu Nasional ke-94 Tahun 2022 dengan melibatkan puluhan ibu hamil (bumil) di daerah itu.
"Kesehatan ibu hamil itu penting, karena pencegahan kasus stunting dimulai sejak bayi dalam kandungan dengan mendapatkan asupan gizi yang cukup," katanya.
Rita mengimbau kepada para ibu hamil agar dapat melaksanakan arahan yang tercantum pada deklarasi ibu hamil indonesia, sehingga tujuan untuk mencegah stunting dan menekan angka kematian ibu bisa tercapai.
"Sesuai deklarasi ibu hamil indonesia bahwa ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kesehatan sedikitnya enam kali selama kehamilan dan dua kali diantaranya periksa USG dengan dokter, konsumsi gizi seimbang, meminum tablet tambah darah (TTD), mengikuti kelas ibu hamil dan melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan,” jelas Rita.
Dinas Kesehatan Babel juga memberikan apresiasi kepada Kabupaten Belitung Timur yang ditunjuk sebagai lokus pelaksanaan kegiatan Gerakan Bumil Sehat tahun 2022.
“Sebetulnya Belitung Timur ini termasuk lokus untuk angka kematian ibu yaitu mereka mengupayakan berbagai inovasi untuk menurunkan angka kematian dan itu berhasil," ujarnya.
Pemkab Belitung Timur menargetkan prevalensi stunting pada tahun 2024 turun hingga menjadi 14 persen. "Saat ini angka kasus stunting mencapai 22,6 persen, kita terus tekan hingga turun menjadi 14 persen pada 2024," kata Sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Belitung Timur, Dianita Fitriani.
Pihaknya bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) terus berupaya melakukan percepatan penurunan stunting dengan terus menyosialisasikan kepada masyarakat dan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Dian mengatakan, berdasarkan data hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kabupaten Belitung Timur berada di angka 22,6 persen, namun berdasarkan data pengukuran total populasiyang dilakukan oleh DKPPKB tercatat hanya sekitar 4 persen.
"Balita kita ada sekitar 8.000, semuanya diukur yang kunjungan ke Posyandu maupun yang tidak diperiksa itu angkanya hanya sekitar 4 persen," katanya.
Ia mengatakan, selain intervensi gizi sensitif yang dilakukan TPPS juga upaya intervensi spesifik, beberapa diantaranya yakni pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil, pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri atau intervensi langsung pemberian makan baduta.