Jakarta (Antara Babel) - Direktur PT MNC Group Harry Tanoesoedibjo
mendatangi Bareskrim Polri, Jumat, untuk melaporkan Jaksa Agung H.M.
Prasetyo dan Kepala Subdirektorat Penyidik Tindak Pidana Korupsi
Kejaksaan Agung Yulianto ke Bareskrim Polri atas tuduhan pencemaran nama
baik.
"Saya baru saja mendampingi Pak Hary membuat dua laporan polisi.
Pertama untuk Prasetyo, kedua untuk Yulianto. Yang menjadi dasar laporan
adalah dugaan pencemaran nama baik, fitnah, dan memberikan keterangan
palsu," kata kuasa hukum Hary, Hotman Paris, di Mabes Polri, Jakarta,
Jumat.
Hary mengaku melakukan pelaporan tersebut karena kesal dirinya telah
dilaporkan oleh Yulianto ke Bareskrim dengan tuduhan mengancam.
"Intinya saya sangat menyesalkan karena saya dilaporkan dan
diberitakan mengancam. Padahal, saya tidak mengancam," ujar Hary.
Laporan polisi yang dibuat Hary bernomor LP/134/II/2016/Bareskrim
tanggal 5 Februari 2016. Pelapor Hary Tanoesoedibjo melaporkan Kepala
Subdirektorat Penyidik Tindak Pidana Korupsi Kejaksaan Agung Yulianto
atas dugaan tindak pidana pencemaran nama baik, fitnah, keterangan palsu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310 KUHP, 318 KUHP, dan/atau Pasal 27
Ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.
Laporan kedua, yakni nomor LP/135/II/2016/Bareskrim tanggal 5
Februari 2016 dengan pelapor Hary Tanoesoedibjo. Dia melaporkan Jaksa
Agung H.M. Prasetyo atas dugaan tindak pidana pencemaran nama baik,
fitnah, keterangan palsu, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310 KUHP, 318
KUHP, dan/atau Pasal 27 Ayat 3 UU No. 11/2008 tentang ITE.
Sebelumnya, pada tanggal 28 Januari 2016, Yulianto telah melaporkan
Hary ke Bareskrim Polri dengan tuduhan telah mengirim informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 UU No. 11/ 2008 tentang ITE.
Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP/100/I/2016/Bareskrim.
Menurut Yulianto, saat ini ia tengah menyidik kasus dugaan korupsi
penerimaan kelebihan bayar pajak PT Mobile 8 Telecom (PT Smartfren) pada
tahun anggaran 2007--2009.
Namun, dalam penyidikan itu, dia mendapatkan pesan singkat bernada
ancaman dan intimidasi dari seseorang yang diduga Hary Tanoe terkait
dengan penanganan kasus yang tengah ditanganinya itu.
Pesan bernada ancaman itu diterima oleh Yulianto tiga kali melalui
SMS maupun aplikasi Whatsapp, yakni pada tanggal 5 Januari 2016, 7
Januari 2016, dan 9 Januari 2016.
Ia menuturkan bahwa Kejagung telah menyelidiki dugaan kasus korupsi PT Mobile 8 sejak awal 2015.
Berita Terkait
Hary Tanoesoedibjo: tak ada "deal" politik usung Ganjar-Mahfud
6 Desember 2023 10:20
Perindo dukung Ganjar Pranowo sebagai capres di 2024
9 Juni 2023 13:39
Ketum Perindo tiba di Kantor DPP PDI Perjuangan
9 Juni 2023 10:18
Hary Tanoesoedibjo, Airlangga dan Susi Pudjiastuti bertemu bahas Pemilu 2024
23 Agustus 2022 21:25
Biliar - Hary Tanoesoedibjo pimpin POBSI meski ada gejolak
19 Desember 2018 11:03
Presiden Jokowi jamu Ketum Perindo, PKPI dan PSI di Istana Bogor
28 Juli 2018 15:57
Hary Tanoesoedibjo diterima Presiden di istana
5 Maret 2018 12:57
Hary Tanoesoedibjo Pastikan Hadiri Pelantikan Donald Trump
18 Januari 2017 08:15