Moskow (ANTARA) - Yeygeny Prigozhin, pendiri jaringan tentara bayaran Grup Wagner, mengingatkan bahwa pasukan mereka yang saat ini menguasai Kota Bakhmut di Ukraina sedang kekurangan amunisi dan jika mereka terpaksa mundur, seluruh garis depan akan hancur.
"Jika Wagner mundur dari Bakhmut sekarang, seluruh garis depan akan runtuh," kata Prigozhin dalam siaran video yang disiarkan Minggu.
"Situasi saat ini tidak menguntungkan bagi seluruh formasi militer yang sedang melindungi kepentingan Rusia," katanya.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen kapan dan di mana rekaman video tersebut dibuat.
Rekaman yang disiarkan melalui saluran Telegram tersebut menyebarkan berita Prigozhin yang terkait Grup Wagner. Rekaman itu tidak ditayangkan melalui layanan media Prigozhin seperti sebelumnya.
Prigozhin pada Jumat (3/3) pekan lalu menyatakan bahwa pasukannya "praktis telah mengepung Bakhmut", tempat pertempuran berkecamuk sepanjang minggu lalu, bersama pasukan Rusia yang menggempur dari segala sisi.
Namun, Prigozhin pada Minggu (5/3) mengeluh karena sebagian besar amunisi yang dijanjikan oleh Moskow untuk pasukannya pada Februari ternyata belum dikirim.
"Saat ini, kami hanya mencoba meraba-raba alasannya: alasan birokrasi atau pengkhianatan," kata Prigozhin dalam pernyataannya melalui saluran Telegram.
Pimpinan tertinggi tentara bayaran itu sering melontarkan kritikan terhadap para jendral dan petinggi kementerian pertahanan Rusia. Pada Februari, ia menuduh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan pihak lain "berkhianat" karena menahan pasokan amunisi untuk pasukannya.
Dalam rekaman video berdurasi empat menit yang disiarkan melalui Wagner Orchestra Telegram pada Sabtu (4/3), Prigozhin menyatakan pihaknya khawatir kalau Moskow sengaja menjebak mereka untuk dijadikan kambing hitam jika Rusia kalah perang.
Sumber: Reuters