Pangkal Pinang (ANTARA) - Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bangka Belitung menyampaikan sejumlah masukan kepada Penjabat Gubernur Babel Suganda Pandapotan Pasaribu untuk menyikapi sejumlah persoalan di Bumi Serumpun Sebalai.
"Salah satu problematika di Babel adalah kemiskinan ekstrem dan hal ini menurutnya diakibatkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi," kata Ketua HMI Cabang Bangka Belitung Yusuf di Pangkalpinang, Sabtu.
Ia mengatakan pihaknha telah melakukan penelitian, memang yang masih menjadi persoalan rendahnya APK adalah faktor ekonomi dan motivasi diri.
Ia mengharapkan Pj. Gubernur Suganda dapat mengeluarkan kebijakan strategis yang tepat sasaran untuk menyikapi hal tersebut.
Menurut dia termasuk di sektor pertanian, dijelaskannya bahwa Desa Rias merupakan lumbung beras di Bangka Belitung, namun hingga kini pemanfaatan lahan belum optimal. Dengan luas lahan pertanian sekitar 3.000 hektar, tetapi yang baru produktif baru setengahnya.
Hal itu ditambah dengan produktivitas yang masih rendah dan kualitas padi yang belum bisa bersaing untuk bisa dipasarkan. Belum lagi, banyak petani yang mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi dan mahalnya harga pupuk, katanya.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Bulog, mereka siap menerima namun, standar beras kita belum memenuhi kriteria mereka. Sistem pengelolaan kita harus diperbaiki," katanya.
Pj Gubernur Suganda mengatakan isu terkait kemiskinan ekstrem merupakan atensinya dan permasalahan tersebut termasuk dalam lima agenda prioritasnya di masa kepemimpinannya.
"Termasuk sistem pengelolaan beras kita, nanti kita akan benahi," katanya.
Ia menaruh harapan besar pada HMI Babel untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam membangun Bangka Belitung.
"Saya harap kita bisa berkolaborasi, polanya dengan mengedepankan unsur-unsur pembangunan yang berkelanjutan," katanya.
Dalam diskusi itu juga banyak membahas topik lain, seperti isu stunting, mahalnya tarif angkutan, hingga pelayanan pemuda