Pangkalpinang (Antara Babel) - Pengusaha tambak udang di Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, membatasi ekspor udang, karena harga udang di pasar dunia yang mengalami penurunan.
"Saat ini harga udang turun karena pengusaha tambak udang di India, China sedang panen raya," kata Direktur PT Merdeka Husain Karim di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan pengusaha tambak udang di beberapa negara sedang panen raya, sehingga membanjiri pasokan udang di beberapa negara tujuan ekspor seperti Singapura, Jepang, Eropa dan negara lainnya.
"Kita saat ini lebih memfokuskan penebaran benih dan pembesaran udang vaname, sambil menunggu harga udang di pasar dunia kembali naik," ujarnya.
Ia mengatakan saat ini harga udang di pasar dunia masih tergantung musim panen udang di negara-negara pengekspor udang. Sehingga pengusaha harus jeli membaca dan menganalisa perkembangan pasar udang dunia ini.
"Kita harus jeli membaca pasar, kapan harus menebar benih dan kapan panen agar tidak mengalami kerugian," ujarnya.
Menurut dia prospek tambak udang ini sangat menjanjikan, karena permintaan pasar dunia yang tinggi.
"Kita terus mendorong masyarakat untuk menekuni budidaya dan pembesaran udang vaname ini, agar produksi udang meningkat untuk memenuhi permintaan pasar global," ujarnya.
Ia berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memberikan membina dan membantu masyarakat pesisir mengembangkan usaha tambak udang ini, agar mereka tidak lagi menggatungkan ekonomi keluarga dari hasil tangkapan ikan di laut yang semakin berkurang.
"Kita siap membantu pemerintah dalam meningkatkan minat masyarakat mengembangkan usaha tambak udang ini," ujarnya.
PT Merdeka Pangkalpinang merupakan perusahaan bergerak di sektor pembudidayaan dan pembesaran, sekaligus pengekspor udang terbesar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang, Amerika Serikat dan Eropa.