Pangkalpinang (ANTARA) - Penjabat Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Maya Suganda Pasaribu menyatakan anak usia dini bermain gadget atau handphone secara berlebihan dapat mengancam kesehatan jiwa anak.
"Mental dan emosi anak yang sudah mengalami ketergantungan bermain gadget ini tidak stabil dan tidak terkontrol, sehingga merugikan anak tersebut," kata Maya dalam keterangan pers diterima Antara Babel di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan selain fokus menurunkan angka prevalensi stunting, TP PKK Kepulauan Babel juga fokus meningkatkan kesehatan jiwa dan tumbuh kembang anak.
"Saat ini ada masalah lain yang tidak kalah penting yakni tentang kesehatan jiwa pada anak. Seperti kita ketahui, anak-anak sekarang banyak yang sudah memakai handphone di usia dini yang sudah melebihi batas waktu pemakaiannya," ujar Maya.
Menurut dia, belum waktunya bagi anak-anak untuk menggunakan handphone. Namun karena beberapa macam alasan, seperti untuk sekolah, untuk zoom di waktu pandemi COVID-19 tahun lalu, maka pemakaian gadget sudah terbiasa di kalangan anak-anak.
Baca juga: Ketua TP PKK Babel minta pemdes naikkan insentif kader posyandu
"Selain untuk kegiatan belajar di sekolah, banyak anak yang menggunakan gadget untuk bermain game, menonton Youtube, sebagainya. Dari sana lah akhirnya anak-anak ini menjadi ketergantungan yang mengganggu kesehatan jiwa anak tersebut," katanya.
Ia berharap para kader posyandu memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya orang tua, agar mengawasi dan membatasi pemakaian gadget kepada anak-anak, demi masa depan generasi penerus bangsa ini.
"Fenomena ini sudah banyak kita lihat di media sosial. Jika emosi anak sudah tidak terkontrol lagi, itu bisa merugikan dirinya sendiri dan lingkungannya," ujar Maya.
Ia mengajak para kader posyandu dapat membantu pemerintah dalam memberikan pengetahuan dan sosialisasi, terkait pentingnya kesehatan jiwa anak di kalangan masyarakat, guna perkembangan jiwa anak-anak yang baik ke depannya.
"Terkadang para orang tua di zaman sekarang ini banyak yang kurang perhatian terhadap anaknya, karena mungkin sibuk bekerja sehingga tidak bisa memperhatikan anaknya dari pagi sampai sore. Akhirnya anak-anaknya kurang terawasi dalam memainkan gadget serta untuk mengontrol emosi anak, akhirnya jadi terabaikan," ujarnya.