Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi mengatakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus mengambil langkah preventif dan pembinaan terhadap jajarannya agar tidak terpapar radikalisme.
Awiek, sapaan Achmad Baidowi, mengatakan hal itu terkait penangkapan tersangka dugaan tindak pidana terorisme yang merupakan pegawai PT Kereta Api Indonesia, sebuah BUMN di bidang transportasi perkeretaapian, di Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/8).
"Atas dasar hal ini, harus menjadi perhatian bagi Kementerian BUMN untuk melakukan langkah preventif dan pembinaan terhadap jajaran pegawai BUMN, agar tidak terpapar radikalisme yang mengarah pada tindakan terorisme," kata Awiek dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dengan adanya dugaan keterlibatan pegawai BUMN dalam tindak pidana terorisme tersebut, lanjutnya, membuka kesadaran bahwa aksi terorisme yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih ada.
"Bahwa aksi terorisme bisa memapar di lingkungan instansi milik Pemerintah yang seharusnya menjadi terdepan dalam membantu memerangi terorisme," tambahnya.
Bahkan, dengan ditangkapnya pegawai PT KAI berinisial DE tersebut seakan mengonfirmasi temuan sebuah lembaga beberapa waktu lalu bahwa tak sedikit pegawai di lingkungan BUMN terpapar radikalisme.
"Program deradikalisasi di lingkungan BUMN tidak berjalan maksimal," tegasnya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan agar Menteri BUMN Erick Thohir harus lebih serius dalam memerhatikan persoalan menyangkut radikalisme di lingkungannya yang dapat menjadi cikal bakal tindak terorisme.
"Jangan sampai lingkungan BUMN dicap menjadi salah satu sarang tumbuhnya benih-benih terorisme. Jangan sampai ikut terlena dengan hiruk-pikuk politik menjelang 2024," kata Awiek.
Sebelumnya, Senin (14/8), Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar membenarkan bahwa DE, tersangka dugaan tindak pidana teroris yang ditangkap di Bekasi Utara, merupakan pegawai BUMN di PT KAI.
"Benar (DE karyawan BUMN PT KAI)," kata Aswin di Jakarta, Senin.
DE ditangkap Densus 88 Antiteror Polri pada pukul 12.17 WIB di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara. DE menjadi target tindak pidana terorisme kelompok media sosial di wilayah DKI Jakarta.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan DE terafiliasi dengan organisasi teroris Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
"Tersangka terlibat sebagai salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," kata Ramadhan.
Berita Terkait
PPP: Wiranto serahkan nama potensial eks Hanura ke PPP Senin siang
1 Mei 2023 11:41
Informasi bakal adanya reshuffle Kabinet menguat
25 Januari 2023 11:15
Fraksi PPP: satu tahun masa pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, stabilitas politik sudah bagus
20 Oktober 2020 10:15
Baleg kirimkan surat ke Pimpinan DPR laporkan RUU Ciptaker
5 Oktober 2020 13:46
Bantu tangani COVID-19, F-PPP usulkan potong gaji anggota DPR
24 Maret 2020 09:23
PPP: deklarasi Prabowo pastikan capres tidak tunggal
11 April 2018 16:48
PPP Minta Pendapat Ulama Terkait Pilkada Jakarta
17 Februari 2017 14:26
Ekonom: BUMN Indonesia dorong kemajuan melalui transisi hijau
9 November 2024 18:46