Gaza (ANTARA) -
Sajida bersama teman-temannya membuat aksesoris dengan menggunakan bahan berwarna dan manik-manik plastik.
"Bermain dan bersenang-senang adalah satu-satunya cara bagi kami untuk meringankan beban di tengah pemboman Israel," kata Sajida sambil membuat gelang di halaman rumahnya.
Semua anak-anak di seluruh Jalur Gaza, mulai sejak mereka bangun di pagi hari hingga tidur di malam hari, selalu mendengar suara ledakan yang tak henti akibat serangan bom Israel selama lebih dari dua bulan.
"Sangat menakutkan. Kami mencoba untuk mengatasi ketakutan kami dengan bermain dan merasa bahwa kami berhak hidup dengan damai," kata Sajida.
Ibunda dari Sajida mengatakan dengan bermain, anak-anak berusaha untuk menjalani kehidupan mereka di tengah gempuran konflik di Jalur Gaza.
"Bermain merupakan satu-satunya cara bagi anak-anak, karena dengan bermain, anak-anak berusaha untuk mencintai kehidupan semaksimal mungkin dan melupakan pembunuhan," kata ibu Sajida.
Saat ibu Sajida melontarkan pernyataan itu, terdengar suara drone dan pesawat tempur Israel di area tersebut.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza.
Serangan tersebut menyebabkan lebih dari 18.600 warga Palestina tewas yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
"Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak, karena laporan menunjukkan bahwa puluhan anak terbunuh dan terluka setiap harinya," kata Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Adele Khader.
Di ujung selatan Kota Rafah, Jamal Abu Kayed (14) juga menemukan cara untuk menghilangkan rasa takutnya dengan bermain sepak bola di dalam tempat penampungan pengungsi bersama sekelompok anak lainnya.
Jamal mengatakan dirinya berusaha memanfaatkan setiap peluang untuk melepaskan diri dari mimpi buruk serangan Israel, yang menurutnya tidak ada anak yang dapat selamat dari serangan tersebut.
Seluruh lingkungan, tempat anak-anak biasa bermain dan belajar, kini menjadi puing-puing bangunan yang hancur, kata Jamal.
Gencatan senjata kemanusiaan yang segera dan bersifat permanen menjadi satu-satunya cara untuk mengakhiri pembunuhan dan pencederaan anak-anak, melindungi warga sipil, serta memungkinkan bantuan yang sangat dibutuhkan dalam menyelamatkan nyawa dapat masuk ke wilayah kantong yang dilanda perang tersebut.
Berita Terkait
Serangan drone Israel hantam klinik di Gaza, 3 anak luka-luka
3 November 2024 10:41
Israel makin brutal, pasien anak tewas dalam serangan di RS Gaza
26 Oktober 2024 11:20
Nasib anak-anak Palestina setahun agresi zionis
7 Oktober 2024 12:00
Sekitar 17.000 anak Palestina meninggal akibat serangan Israel di Gaza
30 September 2024 10:30
Komite hak-hak anak PBB desak Israel berhenti membunuh anak di Gaza
20 September 2024 11:14
Nyawa 640 ribu anak di Gaza terancam akibat polio
30 Agustus 2024 23:28
Penutupan Rafah sebabkan 1.000 anak Palestina di Gaza meninggal
15 Agustus 2024 16:31
Palestina kutuk andil Amerika Serikat dalam serangan Israel di sekolah Gaza
10 Agustus 2024 19:06