Yerusalem (ANTARA) - Otoritas Israel menyetujui pembatasan akses ke Masjid Al Aqsa selama Ramadhan bagi masyarakat Palestina yang bermukim di Israel, demikian dilaporkan media setempat, Minggu (18/2).
Pembatasan tersebut disetujui perdana menteri Benjamin Netanyahu berdasarkan rekomendasi menteri keamanan nasional Itamar Ben-Gvir yang berhaluan ekstrem kanan, meski dinas keamanan Shin Bet memperingatkan pembatasan tersebut akan memperkeruh suasana.
Stasiun televisi Channel 13 dalam laporannya menyebutkan bahwa Shin Bet sudah mengeluarkan peringatan soal potensi ketegangan antara warga Palestina di Israel dan pihak kepolisian. Namun, perdana menteri Israel tampaknya tidak peduli.
"Netanyahu menyetujui saran menteri keamanan nasional Itamar Ben-Gvir untuk membatasi akses bagi masyarakat Palestina ke Masjid Al Aqsa saat Ramadhan," kata televisi Israel itu.
Pemerintahan Netanyahu akan mengeluarkan peraturan resmi terkait pembatasan tersebut dalam beberapa hari ke depan, menurut laporan media tersebut.
Sejumlah media Israel, termasuk Channel 12, dalam dua hari terakhir mewartakan bahwa Shin Bet memperingatkan pemerintah soal potensi kemunculan ketegangan yang tinggi apabila akses ke Masjid Al Aqsa dibatasi bagi masyarakat Palestina di Israel.
Pembatasan tersebut, menurut Shin Bet, dapat memicu kerusuhan yang lebih besar dari yang terjadi di Yerusalem, Tepi Barat, dan daerah sekitarnya pada 1948 saat pembentukan Israel dideklarasikan.
Sejak serangan Israel ke Jalur Gaza Oktober tahun lalu, polisi Israel terus membatasi akses Masjid Al Aqsa bagi masyarakat Palestina di Israel, khususnya bagi mereka yang mengikuti ibadah Shalat Jumat.
Meski demikian, sekitar 25 ribu warga Palestina berhasil masuk Masjid Al Aqsa Jumat lalu untuk mengikuti Shalat Jumat pertama di masjid tersebut sejak serangan Israel berlangsung.
Pembatasan Shalat Jumat di Masjid Al Aqsa dari Oktober 2023 hingga Jumat kemarin menjadi yang terlama sepanjang sejarah, menurut seorang pejabat Dinas Wakaf Muslim di Yerusalem yang tidak disebutkan namanya.
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan hampir 29 ribu rakyat Palestina. Sementara itu, sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas akibat serangan Hamas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut serbuan Israel itu menyebabkan 85 persen populasi Gaza terusir dari tempat tinggal mereka, 60 persen infrastruktur Gaza rusak dan hancur, serta makanan, air bersih, dan obat-obatan menjadi sangat langka.
Sumber: Anadolu
Berita Terkait
Ribuan pemukim ilegal Israel menyerbu Masjid Al Aqsa
13 Agustus 2024 19:04
40.000 muslim Palestina laksanakan salat Idul Adha di Masjid Al-Aqsa
16 Juni 2024 19:37
Israel batasi warga Palestina ke Al-Aqsa di Jumat keempat Ramadan
5 April 2024 21:19
Palestina kutuk keras Israel yang bangun palang besi ke Al-Aqsa
15 Maret 2024 13:00
35.000 jamaah Palestina tarawih di Masjid Al-Aqsa
12 Maret 2024 15:57
Masjid Al-Aqsa nyaris kosong di Jumat ke-17 akibat pembatasan Israel
3 Februari 2024 12:05
Hoaks! Panglima Israel yang perintahkan bakar Masjid Al-Aqsa ditangkap Hamas
26 Januari 2024 16:23
Pemukim Israel paksa masuk kompleks Masjid Al-Aqsa
8 Januari 2024 18:41