Jakarta (ANTARA) - Dokter Urologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Agus Rizal AH Hamid mengatakan pentingnya untuk mendeteksi kanker prostat pada laki-laki sedini mungkin agar dapat segera diobati.
Gejala kanker prostat mulanya terlihat melalui adanya gangguan kemih, menyebabkan sering buang air kecil, urin berbeda dari biasanya, serta gangguan tidur lantaran sering terbangun untuk buang air kecil," kata Agus dalam diskusi daring, Selasa.
“Jadi menyebabkan ada berbagai macam keluhan, misal buang air kecil jadi lamban, sering atau urinnya jadi berbeda, jadi merah, berbau beda dari biasanya. Gejala awal juga bisa dilihat kalau tidur suka terbangun untuk buang air kecil. Itu gejala yang cukup sering ditemukan,” katanya.
Agus menjelaskan biasanya kanker prostat terjadi, diantaranya karena faktor usia, keturunan sehingga memiliki risiko dua kali lebih besar, kurangnya olahraga, hingga pola hidup tidak sehat.
Untuk mengetahui apakah terdapat kecurigaan terhadap kanker prostat, disarankan melakukan screening terutama pada pria di atas usia 50 tahun. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan metode biopsi, colok dubur, maupun pemeriksaan PSA (antigen spesifik prostat), atau biopsi.
“Paling mudah dengan pemeriksaan PSA, lewat laboratorium darah. Pemeriksaan ini tidak perlu persiapan apa-apa, misalnya puasa. Jadi bisa langsung dilakukan saat datang ke laboratorium. Dalam pemeriksaan PSA bisa mendeteksi lebih dini lagi, stadium satu,” ujarnya.
Pengobatan yang paling optimal adalah dengan menemukan kanker prostat sedini mungkin melalui biopsi dan tindakan operasi pada stadium awal. Beragam terapi lainnya, seperti radioterapi, atau terapi hormonal, sesuai anjuran dokter juga dapat dilakukan untuk membantu memperpanjang hidup seseorang yang terkena kanker prostat.
Adapun, kanker prostat merupakan sebuah kondisi yang bisa timbul di kelenjar prostat, hanya ada pada laki-laki. Kelenjar ini sulit diperiksa karena letaknya berada diantara kandung kemih dan tempat keluarnya urin dan fungsinya berkaitan dengan proses reproduksi, seperti pembentukan cairan ejakulasi sperma.