Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, Rabu, 27 Juli 2016, mengumumkan menteri-menteri barunya hasil perombakan Kabinet Kerja keduanya di teras belakang Istana Merdeka Jakarta.
Selain melakukan pergeseran beberapa menteri dan pimpinan lembaga negara, "penyegaran" dengan memasukkan sejumlah nama baru juga dilakukan di beberapa pos kementerian.
Salah satu wajah baru di jajaran menteri Kabinet Kerja itu adalah Eko Putro Sandjojo. Pria kelahiran Jakarta, 21 Mei 1965, itu ditunjuk sebagai Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menggantikan Marwan Jafar.
Eko adalah Bendahara Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebelum menjadi politikus di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Eko Putro Sandjojo dikenal sebagai pelaku bisnis. Ia pernah menjadi Presiden Direktur PT Sierad Produce Tbk pada 2009 dan menjabat sebagai Direktur Utama Humpuss pada 2007.
Karir pendidikan dan profesional Eko terbilang cukup baik. Setelah lulus dari Politeknik Universitas Indonesia (UI), Eko melanjutkan studi ke University of Kentucky, Lexington, Amerika Serikat, dan lulus pada 1991 di bidang "electrical engineering".
Setelah meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) Jakarta tahun 1993, Eko bekerja di PT Indonesia Farming mulai tahun 1994-1997 sebagai General Manager, di mana orang tuanya memiliki 5 persen saham.
Pada 1997, ia bergabung dengan PT Sierad Produce Tbk hingga menjadi Direktur Utama pada 2005-2006. Kemudian pindah ke Humpuss pada tahun 2007 sebagai Direktur Utama. Pria berkacamata itu kembali ke PT Sierad Produce Tbk sebagai Presiden Direktur PT Sierad Produce Tbk pada tahun 2009.
Eko Putro Sandjojo juga pernah mengikuti sejumlah kursus kepemimpinan dalam pembangunan pascakonflik yang diselenggarakan oleh Universitas PBB di Amman, Jordania pada 2000.
Dalam konsep kepemimpinan, Eko berpendapat bahwa seorang pemimpin itu tidak bisa langsung mengambilalih pekerjaan anak buahnya karena hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
"Itu merupakan kesalahan besar seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus mampu mempersiapkan anak buahnya bekerja dengan baik dan sempurna," ujarnya.
Pesan Presiden
Meski demikian, nama Eko Putro Sandjojo sebenarnya bukan orang baru di lingkaran Presiden Jokowi. Bendahara Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini adalah Deputi Tim Transisi Presiden Jokowi. Eko membawahi kelompok kerja di bidang perdagangan domestik, peningkatan ekspor, ekonomi kreatif, dan percepatan ekonomi di Papua.
Bagi Eko, pekerjaan barunya sebagai menteri sebenarnya pun tidak asing lagi. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Tim Asistensi Menakertrans Tahun Anggaran 2010.
Bahkan beberapa waktu terakhir ini pun, Eko kerap berkomunikasi dan berdiskusi dengan Marwan Jafar, sang Menteri yang digantikannya.
Hal itu pun diakui Marwan Jafar yang mengatakan bahwa dirinya dengan Eko Putro Sandjojo cukup dekat, dan sebelumnya sudah sangat sering bertemu untuk bertukar pikiran termasuk terkait pembangunan desa.
Karena itu, Marwan pun yakin bahwa penerusnya itu sudah memiliki banyak pengetahuan terkait persoalan desa.
Dalam acara serah terima jabatan (sertijab) dengan Marwan Jafar di Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Jakarta, Rabu (27/7) malam, Eko mengatakan akan melanjutkan program dasar yang sudah dimulai pendahulunya yang memang dianggap baik.
Menurut dia, apa yang telah dilakukan pendahulunya sudah luar biasa mengingat Kementerian Desa PDTT merupakan Kementerian baru hasil penggabungan dari tiga kementerian sekaligus sehingga tentu tidak mudah memulainya.
Eko sangat sadar bahwa tugas yang diembannya tidak mudah mengingat jumlah desa di Indonesia sangat banyak.
Di depan jajaran pejabat Kementerian Desa PDTT saat acara sertijab, Eko menegaskan akan fokus pada pesan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pembangunan desa. "Pesan Presiden,'Percepat pembangunan desa!'," ungkapnya.
Dikatakannya, mempercepat pembangunan desa dimaksudkan agar desa lebih berkembang dari yang sekarang, terutama dengan program-program yang dapat menyerap tenaga kerja khususnya di desa, misalnya, masalah pembangunan infrastruktur desa.
Karena itu, lanjut dia, percepatan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) perlu dilakukan karena badan ini akan menjadi sumber modal dan menjadi "kendaraan" yang dapat dimanfaatkan untuk kredit usaha rakyat (KUR) atau Koperasi Simpan Pinjam untuk membuat sarana pascapanen sesuai dengan kebutuhan di desa.
Masalah yang akan dihadapi kementeriannya, kata Eko, antara lain kesiapan sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, dia akan berkoordinasi dengan kementerian lain seperti Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, dan lainnya.
Eko mengaku diberitahu akan menjadi menteri baru dua hari menjelang diumumkannya perombakan kabinet oleh Presiden Jokowi. Karena belum pernah menjadi pejabat negara, Eko juga sempat gugup saat diminta memberikan sambutan di hadapan pejabat eselon I dan II kementeriannya pada acara sertijab.
"'Deg-degan' tadi sebelum masuk (ruang serah terima jabatan)," ucap Eko yang disambut gelak tawa para pejabat eselon I dan II yang hadir.
Dalam kesempatan itu, Eko menyampaikan ucapan terimakasih kepada pendahulunya, Marwan Jafar yang dinilai telah berhasil memimpin kementerian tersebut.
Eko kemudian meminta semua pejabat dan jajaran di kementerian untuk mendukung dan selalu berkomitmen pada semua keputusan yang dibuatnya.
"Tanpa dukungan dan komitmen, tidak akan jalan semua kebijakan tersebut. Ini tergolong kementerian baru, 'coverage'-nya luas dan desa di Indonesia sangat banyak. Jadi akan sulit, tetapi dengan kerja keras saya yakin kita bisa mengemban tugas dari Presiden," ujar Eko penuh optimistis.