Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan tidak ingin kerusuhan yang terjadi di Copa America 2024 Amerika Serikat terjadi di Indonesia.
Dalam pertemuannya dengan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Senin, Erick mengatakan salah satu tujuan pertemuan itu selain membahas kalender sepak bola Indonesia, juga membahas tentang pengamanan sesuai standar FIFA agar dari sisi penyelenggaraan, pemain, wasit, hingga suporter semuanya dapat berjalan aman dan lancar.
Ia tidak ingin kejadian di Copa America 2024 baru-baru ini di mana laga final antara Argentina melawan Kolombia di Stadion Sun Life, Miami, pada Senin pagi WIB, ditunda beberapa menit karena penonton ricuh di luar stadion.
Beberapa hari sebelumnya, juga terjadi kerusuhan selepas laga semifinal antara Kolombia melawan Uruguay. Pada laga semifinal yang berlangsung Kamis (11/7), Kolumbia menang dengan skor 1-0.
"Komitmen bersama dari pemerintah, FIFA, PSSI, dan tentu Pak Kapolri serta pihak kepolisian memastikan suporter pulang ke rumah dengan selamat, itu yang paling penting dan kita sudah beberapa kali melihat hal-hal ini justru akan menjadi kontraproduktif, nah tentu standar yang dilakukan tentu tadi sampaikan Pak Kapolri di dalam ada steward, lalu tetap juga pengamanan berlapis terjadi ya," jelas Erick.
"Karena kalau kita lihat di Copa America pun ya ada dua tiga game kemarin ada suporter yang berjibaku bahkan ada keluarga pemain yang diganggu atau hari ini sempat delay karena ada beberapa terobosan, nah hal-hal ini yang memang kita harus antisipasi," tambahnya.
Sementara itu, untuk mendukung pengamanan, Sigit mengatakan pihaknya akan memberikan pengamanan pada laga-laga di sepak bola Indonesia dengan menggunakan acuan standar FIFA.
"Terkait dengan pengamanan saya kira kita sudah melakukan evaluasi beberapa waktu yang lalu. Dan di dalam penyelenggaraan beberapa musim ini Liga 1, rangkaian dari Piala Dunia U-17 itu semuanya sudah sudah menggunakan standar FIFA jadi polisi tetap ada namun yang di dalam tetap diatur bahwa yang ada di sekeliling di dalam stadion adalah steward," jelas Sigit.
"Tentunya tetap ada kepolisian namun kepolisian akan masuk manakala kemudian ada permintaan untuk masuk, jadi memang itu standarnya, namun demikian di tempat-tempat yang lain nanti kita akan terus berkoordinasi untuk model yang terbaik, namun saat ini model yang ada akan kita laksanakan karena memang standarnya juga menggunakan standar FIFA," lanjutnya.