Pangkalpinang (ANTARA) - Kemenkumham Republik Indonesia memamerkan Indikasi Geografis (IG) Lada Putih Muntok Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Sidang Majelis Umum ke-65 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia atau World Intellectual Property Organization (WIPO) di Jenewa Swiss.
"Ini luar biasa, karena para pengunjung dapat menikmati hasil kreativitas dari negara-negara yang belum pernah dikunjungi sebelumnya," kata Direktur Kerja Sama dan Edukasi DJKI Yasmon dalam keterangan pers diterima LKBN ANTARA Babel di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan partisipasi produk IG Lada Putih Muntok "Muntok White Pepper" dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Sidang Majelis Umum ke-65 WIPO ini merupakan langkah strategis dalam mempromosikan produk-produk unggulan IG ke pasar dunia.
"Kegiatan pameran ini sudah berlangsung pada 9 hingga 17 Juli 2024 memamerkan 135 produk IG khas Indonesia, salah satunya Lada Putih Muntok," katanya.
Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM (Kadivyankumham) Kanwil Kemenkumham Babel Fajar Sulaeman Taman mengatakan Lada Putih Muntok sudah mendunia tentu menjadi rempah yang paling dicari bagi para Chef berbintang lima di Eropa.
"Lada putih dari Babel ini sangat diminati pasar dunia, karena mempunyai ciri khas tersendiri dari rasa maupun harumnya, sehingga menambah kenikmatan masakan," katanya.
Kakanwil Kemenkumham Babel Harun Sulianto mengatakan Ia menyatakan Lada Putih Muntok telah didaftarkan sebagai indikasi geografis dari Provinsi Bangka Belitung sejak 2010 dan selain lada, produk IG yang telah didaftarkan adalah Madu Teran Trigona asal Belitung Timur yang menunjukkan karakteristik dan reputasi yang tidak kalah dengan produk IG dari daerah lainnya.
"Kami selalu mendorong agar potensi kekayaan intelektual, khususnya potensi indikasi geografis di Babel untuk segera didaftarkan, karena dapat melestarikan juga punya nilai ekonomi.
Menurut dia saat ini, ada beberapa potensi indikasi geografis yang sedang dalam proses pendaftaran IG di Ditjen KI. Diantaranya yaitu Teh Tayu dari Kabupaten Bangka Barat, Nanas Bikang dari Kabupaten Bangka Selatan dan Madu Pelawan Namang dari Kabupaten Bangka Tengah," katanya.