Berikut adalah penjelasan lengkap terkait tata cara beserta dengan lafaz niat puasa sunnah Senin Kamis:
Tata cara puasa sunnah Senin Kamis
Dilansir dari laman NU online Puasa Senin Kamis tidak jauh berbeda dengan puasa wajib di bulan Ramadhan. Perbedaan yang dimiliki hanya terletak pada niatnya saja.
Waktu puasa Senin-Kamis:
- Puasa Senin-Kamis dilaksanakan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
- Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa selama periode tersebut.
Hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa:
- Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal).
- Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah).
- Hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
- Separuh terakhir dari bulan Sya’ban, kecuali bagi yang sudah melazimkan puasa.
- Hari yang diragukan (30 Sya’ban) saat ada kesaksian ru’yatul hilal yang tidak bisa diterima.
Catatan khusus:
- Meski puasa Senin-Kamis dapat dilakukan kapan saja, namun tidak diperbolehkan pada hari-hari yang diharamkan berpuasa.
1. Lafaz niat puasa sunnah pada Hari Senin:
.
Nawaitu shouma ghadin yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta’ala
“Saya niat berpuasa besok hari Senin sunah karena Allah Ta’ala.”
2. Lafaz niat puasa sunnah pada Hari Kamis:
Nawaitu shouma ghadin yaumal khomisi sunnatan lillahi ta’la.
“Saya niat berpuasa besok hari Kamis sunah karena Allah Ta’la.”
Jika Anda lupa membaca niat puasa sunnah Senin Kamis pada malam hari, tidak perlu khawatir. Karena puasa ini merupakan puasa sunnah, niat puasa masih bisa dilafalkan di siang hari, dari pagi hingga sebelum waktu dzuhur, asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Adapun lafal niat saat siang hari adalah:
1. Lafaz niat puasa sunnah pada Hari Senin:
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Senin ini karena Allah ta’ala.”
2. Lafaz niat puasa sunnah pada Hari Kamis:
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil khamîsi lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Kamis ini karena Allah ta’ala.”