Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dr Hasto Wardoyo mengingatkan perempuan yang hamil sebelum berusia 20 tahun berisiko melahirkan anak stunting.
"Jika perempuan sudah umur 35 tahun ke atas sebaiknya tidak hamil lagi karena berisiko bagi anak dan ibu, serta berpotensi melahirkan anak stunting sangat tinggi. Jangan juga hamil terlalu muda kurang dari 20 tahun karena berpotensi hal yang sama," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan hal tersebut pada kunjungan kerja ke Provinsi Aceh dalam rangka fasilitasi intensifikasi serta integrasi pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (KBKR) di wilayah khusus Kabupaten Aceh Singkil pada Senin (5/8).
Ia menyoroti rata-rata perempuan di Kabupaten Aceh Singkil yang hamil dengan jarak kelahiran berdekatan.
"Supaya anak tidak stunting, perlu dijaga betul jarak antar-kelahiran. Kalau kurang dari tiga tahun, stunting berpotensi sangat tinggi, maka dari itu, kontrasepsi (KB) penting untuk mencegah jarak antaranak yang sangat pendek, kurang dari tiga tahun," ucapnya.
Ia menyebutkan di Kabupaten Aceh Singkil masih terdapat perkawinan usia dini yang kurang dari 20 tahun.
"Lumayan, ada 30 orang per 1000. Jadi, yang perlu kita usahakan KB-nya dulu. Untuk meraih Indonesia Emas, Aceh Singkil perlu upaya keras, dan jika diusahakan dengan keras maka nanti di tahun 2045 dapat menyentuh bonus demografi, tapi harus didesain dari sekarang," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Hasto juga memasang implan KB kepada salah seorang akseptor.
Penjabat Bupati Aceh Singkil Azmi menyebutkan program KBKR penting untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga.
"Kami akan terus gencar mengenai KB dan berbagai kegiatan di desa dan kecamatan untuk menerapkan kesehatan reproduksi," katanya.
Melalui program tersebut, ia menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antarpemerintah dan masyarakat yang menjadi kunci keberhasilan program KB.
"Kita akan terus berkolaborasi, semua aspek dalam masyarakat perlu berkolaborasi dan integritas sangat penting untuk meningkatkan kesehatan reproduksi dan kesejahteraan keluarga," katanya.
Berita Terkait
BKKBN Bangka Belitung pantau petugas percepatan penurunan stunting di Belitung
30 Oktober 2024 19:52
Perkuat koordinasi, BKKBN Babel monev PPS di Belitung
29 Oktober 2024 21:22
BKKBN pantau penanganan stunting di Bangka Barat
22 Oktober 2024 23:23
BKKBN Babel gandeng kampus dampingi penanganan stunting Bangka Barat
22 Oktober 2024 23:10
BKKBN Babel gerak cepat turunkan angka stunting melalui pertemuan Monev TPPS tingkat kabupaten
22 Oktober 2024 14:46
Wihaji terpilih sebagai Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
21 Oktober 2024 01:07
BKKBN Babel lakukan pengawasan tim penanganan stunting
16 Oktober 2024 21:11
BKKBN Babel monev TPPS di Bangka bahas penyelesaian stunting
16 Oktober 2024 08:50