Pangkalpinang (ANTARA) - Reinkarnasi semangat sang Kartini di era modern. Mungkin ini kata-kata yang pas untuk disematkan kepada kaum wanita yang mengabdikan diri menjadi abdi negara di institusi Polri.
Terlepas dari penggunaan Bahasa yang disampaikan dan sudut pandangnya, tulisan ini hanya ingin menggambarkan suatu ungkapan. Bahwasanya benar dan pantaslah seorang Polisi Wanita saat ini dikatakan sebagai reinkarnasi dari semangat perjuangan Kartini.
Polwan Republik Indonesia sudah menjadi simbol modernisasi peran Wanita dalam konteks bidang keamanan dan penegakan hukum. Jauh dari sebelumnya identitas dari profesi keamanan dan penegakan hukum lebih didominasi oleh peran dari laki-laki.
Sejalan dengan Kartini masa lalu yang memperjuangkan hak-hak Perempuan serta kesetaraan, Polwan Republik Indonesia juga memiliki semangat yang serupa untuk membawa semangat yang berkobar sebagai inspirasi bagi kaum Wanita di Indonesia.
Sebelum jauh melangkah untuk mengetahui peran serta suksesi Polisi Wanita saat ini, patut kita ketahui bagaimana Wanita-wanita terdahulu berjuang untuk bisa ikut serta bahkan melebihi ekspektasi untuk bergabung menjadi bagian dari Institusi Korps Bhayangkara ini.
Polisi Wanita Republik Indonesia pertama kali terbentuk pasca 3 tahun Indonesia Merdeka, tepatnya pada tahun 1948. Awalnya organisasi wanita Islam di Bukittinggi, Sumatera Barat, mengusulkan agar perempuan dapat mengikuti pendidikan kepolisian. Usulan tersebut direspon oleh cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera dengan membuka pendidikan wanita menjadi polisi.
Ketika itu, enam orang Wanita berdarah Minangkabau dan juga berasal dari Ranah Minang, yakni Mariana Saanin Mufti, Nelly Pauna Situmorang, Rosmalina Pramono, Dahniar Sukotjo, Djasmainar Husein serta Rosnalia Taher terpilih untuk mengikuti Pendidikan Inspektur Polisi bagi kaum Wanita di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bukit Tinggi Sumatra Barat.
Mereka secara resmi mengikuti Pendidikan Inspektur Polisi pada tanggal 1 September 1948 hingga tercetuslah sejak saat itu dinyatakan sebagai Hari Lahirnya Polisi Wanita Republik Indonesia.
Momen itu juga, merupakan langkah dan titik awal dari perubahan besar dalam Korps Bhayangkara yang sebelumnya didominasi oleh kaum laki-laki dalam mengemban tugas sebagai Abdi Negara.
Seiring perjalanannya, tugas Polisi Wanita di Indonesia mengalami perkembangan. Bukan hanya sekedar pelengkap ala kadarnya, Polisi Wanita terus bertransformasi untuk menjadikan dirinya sebagai elemen utama di dalam tubuh Institusi Kepolisian Republik Indonesia. Bahkan, Polwan juga hadir dan mengambil peran yang sangat vital dalam menyelesaikan tugas-tugas, khususnya tugas kepolisian.
Sikap penuh keberanian dalam bertindak inilah yang setidaknya dapat menggambarkan sosok dari Polwan Republik Indonesia sebagai reinkarnasi dari semangat perjuangan Kartini untuk dapat berkontribusi yang sama dengan kaum laki-laki dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta penegakkan hukum di Indonesia.
Contoh-contoh dari semangat jiwa sang Kartini tentunya juga mengakar pada polisi-polisi wanita yang mengabdi di Polda Kepulauan Bangka Belitung. Beberapa Polisi Wanita yang cukup dikenal mulai dari berpangkat Perwira hingga Bintara di antaranya Kompol Remiwati, Kompol Iswahyuli, AKP drg. Nesha, Brigadir Era, Brigadir Mahmuda dan juga Bripda Sekar Embun Widia Ningrum.
Mereka merupakan contoh Polwan-Polwan dari Polda Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki semangat juang Kartini masa kini yang berdedikasi tinggi dalam menjalan tugas sebagai bagian dari Korps Bhayangkara.
Mulai dari pengemban tugas di jabatan-jabatan strategis, pengemban tugas pelayanan Masyarakat, bergabung dalam tugas misi perdamaian dunia hingga berprestasi dalam bidang olahraga di tingkat Nasional maupun Internasional.
Kendati banyaknya cita-cita serta pencapaian yang telah diraih, Polisi Wanita masih menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan tugasnya. Namun semangat jiwa Kartini yang sangat mengakar ini, Polisi Wanita terus berjuang membuktikan diri bahwa mereka setara dan layak berada di garda terdepan dalam mengemban tugas menjaga harkamtibmas, memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan Masyarakat serta penegakan hukum di Indonesia.
Yang perlu diingat lagi, bahwa Polisi Wanita juga harus mampu mengikuti perkembangan era saat ini yang kita kenal dengan era society 5.0. Tentunya, di tengah gempuran era society 5.0 ini, Polisi Wanita harus semakin tertantang dan semakin kuat untuk memperluas perannya.
Ini juga menjadi pembuktian yang nyata bagi Polisi Wanita di seluruh Indonesia bahwa kaum Wanita bisa dan memiliki kemampuan serta kompetensi yang setara dengan kaum laki-laki untuk mengabdikan diri bagi Masyarakat bangsa dan negara dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya.
Sehingga, slogan dan semboyan dari Esthi Bhakti Warapsari yang bermakna “Pengabdian Putri-putri Pilihan menuju kearah tercapainya cita-cita leluhur yaitu terciptanya Masyarakat Tata Tentram Kerta Raharja Kepada Negara dan Bangsa” dapat terus diwujudkan.
Selamat Hari Jadi Polisi Wanita Republik Indonesia Ke 76 Tahun 2024. Polwan Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi Yang Insklusif Dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas.
)* Briptu Roy Riadi adalah personel Bidhumas Polda Kepulauan Bangka Belitung