Jakarta (ANTARA) -
Rosan yang lahir di Jakarta pada 1968 itu, sebelumnya menempati posisi yang sama pada masa pemerintahan Presiden Jokowi, serta merupakan sosok pengusaha terkenal.
Dirinya tercatat menempuh S1 double degree yaitu Manajemen dan Bisnis Umum serta minor pada bidang keuangan di Oklahoma State University, Stillwater, Oklahoma tahun 1992, kemudian meraih gelar Master dalam bidang Administrasi Bisnis dari Antwerpen European University, Belgia pada tahun 1995.
Segudang pengalaman kerja sudah dilalui oleh Rosan, dengan catatan pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia periode 2015-2021, serta sebelumnya menjabat sebagai Penasihat Keuangan Asosiasi Koperasi Batik Indonesia (1997-2002) dan Wakil Bendahara Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (2005-2008).
Selain berpengalaman di bidang keuangan dan kewirausahaan, Menteri Rosan juga pernah mendapatkan amanah dari pemerintah sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) pada tahun 2021.
Selepas menjabat sebagai duta besar, ia kemudian ditugaskan oleh Presiden RI ke-7 Jokowi sebagai Wakil Menteri BUMN menggantikan Pahala Mansury yang menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri pada Tahun 2023.
Dirinya kemudian mengundurkan diri sebagai Wakil Menteri BUMN, karena ditunjuk dan dipercaya sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo - Gibran pada Pemilu Presiden 2024.
Penugasan kembali oleh Prabowo
Melihat rekam jejak Rosan Roeslani yang pernah menduduki beberapa jabatan strategis pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menugaskan kembali dirinya sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM.
Tugas yang paling menanti dirinya di depan mata yakni memenuhi target realisasi investasi Indonesia pada tahun 2024 yang mencapai Rp1.650 triliun.
Tercatat, hingga September 2024 realisasi investasi Indonesia sudah mencapai Rp1.261,43 triliun atau 76,45 persen dari target yang ditetapkan oleh Presiden.
Selain itu, Rosan juga mengemban tanggung jawab untuk menarik investasi asing (foreign direct investment/FDI) ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang telah ditetapkan membutuhkan investasi hingga Rp2,77 kuadriliun.
Rosan juga diminta untuk memajukan iklim hilirisasi di Indonesia, supaya lebih banyak memberikan manfaat bagi kemajuan ekonomi nasional.
Tak hanya tugas, dirinya juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi beberapa tantangan, seperti cara untuk memacu daya saing investasi Indonesia yang berkaitan dengan posisi tawar menawar di mata internasional, serta memenuhi investasi di kawasan industri atau kawasan ekonomi khusus (KEK) yang ada di Tanah Air.
Rosan juga diharapkan bisa merumuskan regulasi atau kebijakan yang bisa menarik minat investasi asing, melakukan optimalisasi koordinasi antar kementerian/lembaga, serta mewujudkan investasi di sektor manufaktur dan hilirisasi yang berorientasi ekspor.