Pangkalpinang (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memfokuskan atasi regenerasi petani yang masih rendah, sehingga dapat mengancam masa depan pengembangan sektor pertanian di Negeri Serumpun Sebalai itu.
"Saat ini regenerasi petani ini masih rendah, sehingga menjadi kendala dalam pengembangan pertanian ini," kata Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kepulauan Babel Sulastri di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menyatakan, dalam meningkatkan minat generasi muda menjadi petani ini, Pemprov Kepulauan Babel terus menggencarkan berbagai program seperti petani milenial, penyuluhan pertanian, bantuan bibit, pupuk dan sarana pertanian lainnya.
"Ini sangat penting, agar petani muda lebih tertarik bertani," ujarnya.
Ia menyatakan, saat ini jumlah pengelola usaha pertanian perorangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh kelompok umur 35 hingga 44 tahun dengan jumlah sebanyak 49.640 orang, selanjutnya di posisi kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah kelompok umur 45 hingga 54 tahun dan 55 hingga 64 tahun.
"Pengelola usaha pertanian perorangan yang berada pada kelompok usia muda atau kelompok umur 25 hingga 34 tahun hanya sekitar 24.159 orang," katanya.
Menurut dia, kendala lain dalam pengembangan sektor pertanian ini adalah kecenderungan masyarakat Bangka Belitung yang tidak benar-benar menekuni bidang pertanian.
"Masyarakat lebih cenderung memilih sektor pertambangan yang menghasilkan uang lebih cepat, ketimbang sektor pertanian yang harus menunggu 3 hingga 4 bulan," katanya.
Ia menyatakan, ketika harga timah naik, masyarakat berbondong-bondong menjadi penambang, sementara lahan pertanian yang dikelola sebelumnya terlantar.
"Saat ini sektor pertimahan sedang mengalami penurunan, sehingga banyak petani yang kembali beralih ke sektor pertanian dan perkebunan," katanya.