Pangkalpinang (ANTARA) - Program Keanekaragaman Hayati (Kehati) PT Timah Tbk merehabilitasi satwa yang dilindungi pemerintah untuk menjaga keanekaragaman hayati dan satwa di wilayah operasional perusahaan.
"PT Timah juga terus berkomitmen untuk menjaga keanekaragaman hayati dan satwa," kata Departement Head Communication PT Timah Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan Program Kehati ini dilakukan di seluruh wilayah operasi PT Timah Tbk, yaitu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Wilayah Kundur Karimun dengan merehabilitasi satwa-satwa yang dilindungi pemerintah, seperti beruang madu, kakak tua, burung merak, rusa sambar, owa, kukang, mentilin, buaya, binturong, dan beragam satwa lainnya.
"Saat ini sekitar 400 satwa yang masih direhabilitasi di kawasan reklamasi bekas penambangan timah ini," katanya.
Ia menyatakan selain menjalankan Program Kehati, PT Timah bersama Alobi Foundation juga mendirikan Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi di kawasan Kampoeng Reklamasi Air Jangkang.
"Setelah direhabilitasi, satwa yang dinilai telah siap akan dilepasliarkan ke habitatnya. Dengan begini, diharapkan akan dapat menjaga populasi satwa liar yang dilindungi dan juga menambah populasi," katanya.
Manager PPS Alobi Air Jangkang, Endy R. Yusuf mengatakan ratusan satwa dilindungi yang direhabilitasi di PPS Alobi Air Jangkang berasal dari penegakan hukum, serahan masyarakat maupun hasil rescue dari masyarakat.
"Di lahan bekas tambang seluas empat hektare terdapat 37 kandang satwa, menara pantau, kantor, klinik dan fasilitas lainnya untuk mendukung rehabilitasi satwa," katanya.
Menurut dia, hampir semua kandang dipenuhi oleh satwa, apalagi saat ini interaksi negatif satwa dengan masyarakat di Bangka Belitung cukup tinggi, terutama buaya, karena rusaknya ekosistem akibat tambang ilegal.
"Beberapa bulan ini hewan endemik Bangka Belitung, kukang banyak yang diserahkan ke kita, karena ada interaksi negatif satwa dan manusia. Satwa ini keluar dari habitatnya, karena ekosistemnya terganggu, termasuk buaya yang jumlah kasusnya terus meningkat," katanya.
Ia mengapresiasi komitmen PT Timah Tbk sebagai perusahaan tambang yang konsisten menjaga kelestarian satwa. Reklamasi memang bukan hanya sekadar menanam pohon, tetapi juga memulihkan ekosistem membutuhkan peran satwa.
" PT Timah Tbk peduli dengan pelestarian satwa, mengembalikan ekosistem di lahan reklamasi secara bertahap dan bisa menjadi contoh bagi perusahaan lainnya," ucapnya.