Menurut pengumuman maskapai tersebut, penerbangan dari Baku ke Kota Mineralnye Vody terpaksa kembali ke bandara keberangkatannya karena penutupan wilayah udara di atas Makhachkala, sebuah kota Rusia di tepi Laut Kaspia, yang terletak di antara kedua kota tersebut.
Menurut Flightradar24, Penerbangan J28717 berangkat dari Baku pada Jumat pukul 09.45 pagi (0545GMT) dan dijadwalkan mendarat di Mineralnye Vody pada pukul 10.20 pagi.
Namun, setelah menempuh jarak sekitar 150 kilometer, pesawat itu berbalik arah untuk kembali ke ibu kota Azerbaijan. Pesawat itu mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Heydar Aliyev pada pukul 10.13 pagi waktu setempat.
Laporan sebelumnya mencatat bahwa bandara di beberapa wilayah Kaukasus Utara, termasuk Chechnya, telah menangguhkan penerbangan.
Sebelumnya, maskapai Kazakhstan, Qazaq Air, mengumumkan penangguhan sementara penerbangan antara Astana dan Yekaterinburg, Rusia, dengan alasan keamanan.
Langkah itu diambil menyusul jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines pada Rabu (25/12).
Pesawat yang terbang dengan rute Baku ke Kota Grozny, Rusia, jatuh di Kota Aktau, Kazakhstan barat, dengan 67 orang di dalamnya.
Pejabat Kazakhstan mengatakan 38 korban tewas dalam kecelakaan tersebut, sementara 29 orang selamat.
Azerbaijan dan Kazakhstan meluncurkan penyelidikan atas kecelakaan itu.
Pada Kamis (26/12), pejabat Azerbaijan mengatakan kepada Anadolu bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh sistem rudal Rusia.
Namun, otoritas penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsia, menyatakan bahwa kecelakaan itu kemungkinan disebabkan pesawat menabrak sekawanan burung hingga memaksa pesawat berbelok ke Aktau.
Pesawat itu telah berangkat dari Baku menuju Grozny, tetapi keluar jalur di atas Laut Kaspia sebelum kecelakaan terjadi.
Pihak berwenang Kazakhstan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev meminta agar spekulasi tidak berkembang, dengan mencatat bahwa cuaca buruk mungkin menjadi faktor yang menyebabkan pengalihan penerbangan.
Kecelakaan itu terjadi di tengah meningkatnya aktivitas pertahanan udara Rusia yang menargetkan pesawat nirawak Ukraina di wilayah tersebut.
Data penerbangan publik menunjukkan gangguan GPS di area tersebut, yang semakin memicu pertanyaan.
Namun, juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa kesimpulan harus menunggu hasil investigasi resmi.
Sumber: Anadolu