Sungailiat (ANTARA) - Babinsa Desa Bukit Layang dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0413 Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengingatkan masyarakat di desa itu supaya mewaspadai binatang buaya saat melakukan aktivitas di waduk atau bekas tambang biji timah.
"Saya ingatkan masyarakat supaya berhati-hati jika mandi atau aktivitas yang lain di waduk bekas tambang biji timah untuk menghindari ancaman binatang buaya yang membahayakan," kata Babinsa Desa Bukit Layang Bangka Sertu Turahman di Sungailiat, Senin, menanggapi seorang anak meninggal dunia di terkam buaya saat mandi di waduk bersama orang tuannya.
Ia mengakui masyarakat di desa itu yang menjadi warga binaan sebagian memanfaatkan sumber air waduk untuk kebutuhan rumah tangga seperti mandi dan mencuci pakaian.
"Saya selalu mengingatkan warga supaya berhati-hati saat di waduk atau di sungai karena binatang buaya sangat membahayakan, jangan sampai terulang lagi musibah warga yang diterkam buaya," katanya.
Menurut Turahman, masuknya buaya ke waduk dan aliran sungai karena lingkungan binatang itu sudah mulai rusak yang kemungkinan akibat perluasan perkebunan atau aktivitas penambangan biji timah.
Baca juga: Warga pesisir Mentok tangkap buaya yang meresahkan masyarakat dan wisatawan
Baca juga: Tim SAR gabungan berhasil temukan korban diterkam buaya
Baca juga: Seorang anak di Bangka hilang diduga diterkam buaya
Sebelumnya, seorang anak atas nama Chaca (5) asal Dusun Aik Layang, Desa Bukit Layang Bangka, meninggal dunia karena diterkam buaya saat mandi di waduk atau bekas penambangan biji timah bersama orang tuanya pada Sabtu, (11/1) sekitar pukul 10:30 WIB.
Bahkan kata dia, tidak hanya buaya yang merupakan binatang predator masuk ke aliran sungai dan waduk, bahkan pernah ditemukan seekor penyu tempayan (Caretta caretta) dengan bobot 56 kilogram.
"Saat itu penyu itu terdampar sekitar dua hari diduga berasal dari perairan terdekat yang hendak mencari makan di Sungai Bukit Layang," jelas dia.