Jambi (Antara Babel) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Arief Munandar, mengatakan Tim SAR masih terus berupaya mengevakuasi 11 penambang emas ilegal yang terjebak di dalam lubang galian di Kabupaten Merangin.
"Proses evakuasi masih berlanjut tiga hari ke depan atau hingga, Minggu (6/11). Tim SAR terus berupaya melakukan evakuasi 11 penambang tersebut," katanya dihubungi dari Jambi, Kamis.
Sebanyak 11 penambang emas ilegal atau biasa disebut Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti) tepatnya di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pemberap itu terjebak dalam galian lubang mereka sendiri sejak, Senin (24/10) lalu. Hingga hari ke-sepuluh, 11 penambang belum berhasil dievakuasi.
Tim SAR terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD dan warga pun sejak hari pertama sudah berupaya melakukan evakuasi, namun terkendala karena lubang galian penambang atau disebut "lubang jarum" sudah dipenuhi air.
Penambang emas ilegal itu membuat lubang sedalam antara 30-50 meter. Diduga saat menggali air masuk ke lubang tambang mereka. Sebab lubang galian penambang tepat di bawah Sungai Batang Merangin dengan kedalaman tujuh meter lebar sekitar 20 meter.
Selain menyedot air di dalam lubang tambang, alat berat jenis eskavator juga diturunkan untuk menutup lubang yang menjadi jalan air sungai masuk ke lubang galian penambang. Penimbunan lubang menggunakan tanah dan material yang dimasukkan dalam karung. Namun upaya itu juga belum membuahkan hasil.
Sementara itu, Bupati Merangin Al Haris mengatakan, masa evakuasi 11 penambang itu ditambah tiga hari lagi setelah dirinya menggelar rapat dengar pendapat Tim evakuasi di posko evakuasi.
"Jadi berdasarkan pendapat dari teman-teman di lapangan, baik dari para tokoh masyarakat, warga, Kapolres, Kanit Brimob, maupun dari TNI, mereka sangat optimis 11 korban bisa ditemukan," kata Haris.
Dengan kekuatan alat berat itu, Tim evakuasi sangat yakin dalam waktu tiga hari ini, bisa menembus sampai di mana posisi korban. Namun alat berat terkendala karena 'cakar harimau' eskavator tersebut sering patah karena mengeruk satu napal (batu besar) di sungai itu. Dan diduga korban tepat berada di bawah napal tersebut.
Ditanya sudah kedalaman berapa meter tim evakuasi bisa masuk ke dalam lubang jarum tersebut, bupati mengatakan tim sudah masuk sampai kedalaman 40 meter, sedangkan prediksi posisi korban ada di kedalaman 50 meter. Artinya 10 meter lagi tim bisa melihat korban.
"Itu dalam kondisi lubang mengering, tapi kemarin sempat bocor lagi, sehingga kondisi air dalam lubang itu kembali naik, namun itu cara pertama. Cara kedua kita gunakan alat berat memecah napal, kemungkinan korban berada tepat di bawah napal tersebut," katanya menambahkan.