Pangkalpinang (ANTARA) - Bully sebuah kata yang familiar dan sangat tragis dampaknya bagi kehidupan anak. Bullying atau juga perundungan, merupakan tindak perlikau yang kasar yang bisa dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang untuk menyakiti, mengganggu dan menguntimidasi orang lain dengan sengaja dan beulang-ulang.
Perbuatan perundungan ini merupakan penyimpangan sosial pada diri seseorang. Bullying bisa terjadi di berbagai lingkungan, seperti di lingkungan sekolah, keluarga, perguruan tinggi, tempat kerja bahkan media sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata perundungan adalah proses, cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah darinya. Biasanya pelaku memaksa korban untuk melakukan apa yang diinginkannya.
Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja.
Bullying dapat dilakukan oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus, yang menyebabkan kerugian fisik dan psikologis pada korban.
Bullying merupakan masalah serius yang dapat memberikan dampak jangka Panjang baik bagi pelaku maupun korban yang terlibat. Dalam hal ini, peran orang tua sangat penting dalam mencegah perilaku bullying.
Orang tua merupakan sosok pertama dan paling utama dalam kehidupan anak, memegang peran sentral dalam membentuk perkembangan sosial dan emosional mereka. Berinteraksi dengan anak akan menumbuhkan kedekatan emosianal diantara keduanya.
Orang tua menjadi role model utaman dalam perilaku, cara mengelola emosi dan norma sosial. Hubungan yang erat di antara keduanya akan membangun landasan yang kuat bagi kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Berbagai cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman dalam menangani perilaku bullying diantaranya:
Membangun hubungan yang harmonis dengan anak
Langkah awal yang dapat dilakukan orang tua yaitu membangun hubungan yang harmonis dengan anak setiap hari. Meluangkan waktu, bermain bersama, mendengarkan cerita anak dan memahami perasannya.
Lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan dukungan sangat penting dalam mencegah bullying. Orang tua harus menciptakan suasana di rumah dimana anak merasa aman untuk berbicara tentang masalahnya tanpa takut dihukum atau dihakimi.
Ini termasuk memberikan dukungan emosional ketika anak mengalami kesulitan. Orang tua juga harus menerapkan aturan dan norma yang jelas mengenai perilaku di rumah.
Dengan menetapkan batasan yang jelas mengenai apa yang dianggap sebagai perilaku tidak dapat diterima, orang tua membantu anak memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
Saat anak merasa dipahami dan didengar ceritanya, anak akan mudah terbuka meceritakan berbagai masalah yang dihadapi, pengalaman yang mereka alami, termasuk potensi bullying yang ada di sekitarnya. Dengan adanya komunikasi yang baik, orang tua akan dapat lebih mudah mengidentifikasi kemungkinan terjadinya bullying pada diri anak, yang mungkin menjadi korban atau pelaku bullying.
Menanamkan nilai empati dan penghargaan pada anak
Menanamkan nilai empati dan penghargaan terhadap orang lain menjadi sikap dasar yang sangat penting dalam mencegah bullying. Peran orang tua sangat penting dalam mengajarkan anak-anak untuk menghargai perbedaan yang ada dalam hidup ini, memahami bahwa setiap orang mempunyai latar belakang pendidikan, budaya, ras, suku yang berbeda dan unik.
Penanaman nilai-nilai ini dapat di stimulus melalui cerita, menonton film bersama atau pengalaman sehari-hari. Dengan menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, anak akan lebih mudah menghargai perbedaan yang ada, serta menumbuhkan sikap tolerasni yang tinggi.
Mampu berinteraksi dengan baik dilingkungannya serta menghindari perilaku agresif.
Selain itu perilaku orang tua menjadi contoh dalam kehidupan anak. Anak menjadi peniru yang paling ulung mengikuti orang tuanya.
Mengajarkan pendidikan anti-bullying
Orang tua merupakan madrasah pertama dan yang paling utama bagi anak sejak usia dini. Orang tua memberikan pemahaman tentang bullying secara mendasar. Seperti apa itu bullying, jenis-jenis bullying, dampak dan cara mengatasi bullying.
Dengan adanya pemahaman yang mendasar tentang bullying, anak-anak akan lebih peka terhadap situasi di sekitar dan dapat mengambil tindakan jika terjadi bullying.
Penanaman anti bullying ini juga harus mencakup cara-cara untuk menyelesaikan masalah secara damai dan menghindari kekerasan. Melalui diskusi yang terbuka mengenai pengalaman yang dialami di sekolah, anak-anak dapat belajar menyelesaikan dengan cara yang positif.
Mengembangkan keterampilan sosial anak
Aspek sosial emosional perlu di kembangkan sejak dini. Lingkungan pertama anak adalah keluarga, sehingga peran orang tua dalam mengajarkan keterampilan sosial kepada anak-anak merupakan langkah awal yang penting dalam pencegahan bullying.
Keterampilan ini mencakup kemampuan berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik tanpa kekerasan, dan membangun rasa percaya diri.
Orang tua dapat membantu anak-anak berlatih keterampilan ini melalui permainan peran atau situasi sehari-hari. Selain itu, orang tua harus mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial di luar sekolah, seperti olahraga atau klub hobi, dimana mereka dapat mengembangkan keterampilan interpersonal dan membangun jaringan dukungan.
Memonitor aktivitas anak
Orang tua perlu memantau aktivitas anak-anak mereka baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dengan perkembangan teknologi saat ini, bullying tidak hanya terjadi di sekolah tetapi juga melalui media sosial.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui siapa teman-teman anak mereka dan bagaimana interaksi sosial mereka berlangsung.
Dengan melakukan pengawasan yang tepat tanpa mengganggu privasi anak, orang tua dapat lebih mudah mendeteksi jika ada perubahan perilaku pada anak yang mungkin menunjukkan bahwa mereka mengalami bullying.
Jika ditemukan tanda-tanda tersebut, orang tua harus segera mengambil langkah untuk menangani situasi tersebut secara efektif.
Bekerjasama dengan sekolah
Kerjasama antara orang tua dan sekolah sangat penting dalam upaya pencegahan bullying. Orang tua harus terlibat aktif dalam kegiatan sekolah dan menjalin komunikasi dengan guru serta staf sekolah mengenai masalah bullying.
Hal ini dilakukan agar dapat menciptakan program-program pendidikan anti-bullying yang efektif serta mendukung satu sama lain dalam menangani kasus-kasus bullying.
Peran orang tua dalam mencegah bullying sangatlah krusial. Dengan membangun hubungan yang sehat dengan anak, mengajarkan nilai-nilai empati dan penghargaan, serta menyediakan pendidikan anti-bullying sehingga dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak mereka.
Selain itu, memantau aktivitas anak dan berkolaborasi dengan sekolah juga merupakan langkah penting dalam pencegahan bullying. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan emosional dari orang tua, anak-anak akan lebih siap menghadapi tantangan sosial di sekitar mereka dan mampu membangun hubungan positif dengan teman-teman sebaya.
Pencegahan bullying bukan hanya tanggung jawab sekolah tetapi juga tanggung jawab bersama antara keluarga dan masyarakat luas.
Penulis: Liengga Brian Darea S.Sos.I (Guru Bimbingan Konseling MTs Negeri 2 Bangka )