Istanbul (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron, Selasa (8/7), mendesak Inggris dan negara Eropa lain untuk mengurangi ketergantungan ekonomi dan teknologi mereka pada AS dan China.
Macron memperingatkan bahwa ketergantungan tersebut menimbulkan risiko jangka panjang terhadap kedaulatan dan otonomi strategis.
Berbicara di hadapan kedua majelis Parlemen Inggris dalam kunjungan kenegaraan ke London, Macron mengatakan: "Jika kita masih bergantung pada China dan AS, saya pikir kita memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan kita dan masa depan anak-anak kita."
"Kita menginginkan dunia yang terbuka. Kita ingin bekerja sama, tetapi tidak bergantung," tegasnya.
Dia mengkritik apa yang disebutnya "kelebihan kapasitas dan subsidi lainnya" dari China, sekaligus merujuk pada "perang dagang" yang diprakarsai oleh AS, yang dia gambarkan sebagai "keputusan eksplisit untuk tidak lagi mematuhi WTO."
Mendesak Eropa agar tidak bergantung secara berlebihan pada AS dan China, Macron menambahkan: " Setiap kali kita bergantung, setiap kali kita tidak mampu berdiri dan memutuskan serta sepakat untuk tidak setuju. Inilah awal dari masalah kita."
Pernyataannya disampaikan menjelang pertemuan puncak Prancis-Inggris di London pada Kamis, di mana para pemimpin diperkirakan akan mengungkap inisiatif pertahanan, energi, dan ekonomi baru.
Mengenai kebijakan luar negeri, Macron memuji dukungan awal dan teguh Inggris untuk Ukraina setelah invasi Rusia.
"Sejak hari pertama, dan bahkan sebelum hari pertama, Anda adalah bagian dari sekutu terdekat dalam melatih tentara, berada di sini pada hari pertama untuk melindungi Presiden Zelenskyy, pemerintahannya, dan membiarkan pasukan hanya melawan," ujarnya.
"Kami benar (sebelumnya), dan kami benar (sekarang)," tambahnya.
"Setiap kali Rusia di bawah Vladimir Putin maju di Ukraina, ancaman itu semakin dekat dengan kita semua. Kita tidak akan pernah menerima teori bahwa yang kuat adalah yang benar," katanya.
Gencatan senjata tanpa syarat di Gaza
Macron juga mendesak gencatan senjata tanpa syarat di Gaza, memperingatkan akan meningkatnya ketidakstabilan di Timur Tengah.
"Menyerukan gencatan senjata di Gaza hari ini tanpa syarat apa pun sama saja memberi tahu dunia bahwa bagi kami sebagai orang Eropa, tidak ada standar ganda," ujarnya.
Presiden Prancis itu juga menegaskan kembali dukungannya terhadap solusi dua negara.
Pidato Macron tersebut adalah pidato pertama seorang presiden Prancis di Parlemen Inggris sejak 2008 dan yang pertama oleh seorang kepala negara Uni Eropa sejak Brexit.
Sumber: Anadolu