Jakarta (Antara Babel) - Nonton pertandingan semifinal Islamic Solidarity Games (ISG)
2013 antara Indonesia U-23 melawan Turki menyajikan pijar langkah
praktis ketika tempat anda bekerja nyatanya mampet tak kunjung beringas
di tengah jual beli serangan bisnis yang bertubi-tubi.
Ketika
skema serangan berujung majal, maka tudingan terarah kepada alur
organisasi permainan antar lini yang mengidap virus brengsek.
Ya,
jika perusahaan tempat anda bekerja tidak punya kenekadan untuk
membalikkan situasi, maka boleh jadi tinggal menunggu waktu, antara
kalah atau imbang.
Menang hanya sebatas angan-angan atau ukiran tinta sejarah dari fatsun bahwa sepak bola sejatinya adalah sekolah kehidupan.
Ya,
silakan menikmati dan mencecap inspirasi dari pertandingan Indonesia
U-23 kontra Turki yang digelar di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring,
Palembang, Jumat, pukul 15.30 WIB. Pertandingan yang inspiratif ini akan
ditayangkan oleh stasiun televisi RCTI.
Apa yang inspiratif dari
pertandingan kali ini? Timnas Indonesia U-23 asuhan pelatih Rahmad
Darmawan mengalami fakta yang disebut sebagai "janusian", artinya
memiliki dua wajah yang saling berhadapan serentak saling bertolak
belakang. Kalah tapi justru lolos ke semifinal.
Skuad "Garuda
Muda" menelan kekalahan dari Palestina U-23 dengan skor 1-2 di Stadion
Jakabaring, Palembang, Rabu malam (25/9). Andik Vermansyah dan
kawan-kawan unggul selisih gol atas Palestina.
Dua gol yang dikemas Palestina lebih merupakan kesalahan yang tidak perlu dibuat oleh barisan belakang timnas Indonesia.
Begitu
Palestina merangsek dengan menggelontorkan serangan balik yang nota
bene "tidak terlalu istimewa", maka barisan pertahanan pasukan Garuda
kalang kabut. Terkesan kalah adu lari, dan jalan alternatifnya,
melancarkan aksi tekel.
Indonesia di ajang ISG 2013 kali ini
memperoleh tuah dari dewa Romawi, Janus, yang memiliki dua wajah yang
menghadap ke arah berlawanan.
Jelang melawan Turki, maka
Indonesia tidak hanya sebatas belajar dari kekeliruan, tetapi mengajukan
pertanyaan kritis, siapa sebenarnya lawan yang akan dihadapi dalam
semifinal nanti?
Pelatih Rahmad Darmawan telah menuai pelajaran
dari laga melawan Palestina untuk menghadapi Turki. "Melawan Turki saya
ingin para pemain tampil disiplin terutama dalam menggalang organisasi
pertahanan. Jangan beri ruang lebar. Lawan juga memiliki ketajaman yang
baik."
Nah, inspirasi pertama datang dari coach RD, bahwa
menerapkan disiplin mutlak di segala lini organisasi, dari elite kantor
sampai tingkat akar rumput perusahaan. Bukankah ada pepatah, guru
kencing berdiri, murid kencing berlari.
Di mata RD, Turki punya
pemain ciamik ketika menyerbu dari sayap kanan dan sayap kiri. Tinggal
sekarang, memperkokoh lini pertahanan Indonesia di kiri dan kanan. Bukan
tidak mungkin sisi kanan dan kiri Indonesia dibombardir oleh para
pemain depan Turki yang dimotori oleh duet Yakup dan Ceken.
Inspirasi
kedua, sebagai atasan di perusahaan, ketajaman dan kekokohan adalah
segalanya. Untuk mampu tajam dan kokoh menghadapi terpaan badai, ada
pertanyaan reflektif, yakni mampukah dan bersediakan anda membalik peran
dan sikap, dari atasan menjadi anak buah?
Menghadapi Turki,
tidak ada kata lain, timnas Indonesia harus keluar menyerang dengan
berani terus menekan, meski asa ini tentunya memerlukan kesiapan fisik
yang memadai, dan menuntut keberanian ekstra untuk melakukan hal yang
tidak terduga.
Bisa deprediksi bahwa kesiapan fisik timnas
Indonesia masih diliputi tanda tanya ketika melakoni laga melawan Turki.
Ini gamblang terlihat ketika Indonesia kalah dari Palestina.
Pelatih
RD kemudian mengistilahkannya sebagai ada penurunan kualitas penampilan
tim. Apakah para pemain Indonesia mampu pulih dalam jangka waktu sehari
jelang pertandingan semifinal ini?
"Ada penurunan kualitas dari
babak pertama ke babak kedua. Para pemain terlihat lebih baik di babak
pertama karena mampu melakukan penguasaan bola. Di babak kedua berubah
semua, mereka terlihat tampil tidak sabar," kata RD.
Inspirasi
ketiga dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan, "sebagai atasan, apakah
saya memang punya kemampuan untuk membalikkan situasi, dari situasi yang
negatif menjadi situasi yang positif?" Atau anda justru asyik dengan
penguasaan bola di lapangan tengah tanpa mampu mencetak gol ke gawang
lawan?
Inspirasi ketiga ini telak ditekankan oleh RD."Saya selalu
menekankan kepada para pemain di setiap pertandingan untuk menanamkan
mentalitas menang."
Ketiga inspirasi itu akhirnya dikunci oleh
penegasan RD bahwa mentalitas menang adalah segalanya. Dan mentalitas
menang inilah yang juga dinyatakan oleh manajer tim Turki, Mustafa
Ozkuguk.
Ozkuguk sudah membaca kekuatan timnas Indonesia U-23,
dan tentu ia mengantongi kelemahan tim asuhan RD. "Indonesia memiliki
para pemain yang punya kecepatan. Mereka mengandalkan permainan tim. Itu
yang kami waspadai," katanya.
Nah, kalau tim Indonesia U-23
ingin menundukkan Turki, maka bangun serangan Garuda muda perlu
melakukan dua hal, yakni menyerang dengan mengerahkan kombinasi apik
antar lini tengah dengan lini depan. Syaratnya, komunikasi antar lini
mutlak diperlukan.
Selain itu, Andik dan kawan-kawan perlu cepat
membaca corak permainan Turki kemudian menemukan obat mujarab untuk
menggedor pertahanan lawan. Salah satu langkahnya, menjalin skema
serangan dengan mengandalkan aksi operan pendek satu dua.
Selain
itu, barisan pertahanan Indonesia perlu memperkecil kekeliruan di area
pertahanan sendiri, agar tidak terjadi drama tendangan bebas berbuah gol
ketika Garuda muda kalah dari Palestina.
Indonesia U-23 ingin
menang lawan Turki? Rumusnya tiga kata saja, main dengan "cepat, cepat,
cepat." Nah, perusahaan anda ingin memenangi setiap laga, maka bertindak
dan bereaksilah dengan cepat, cepat, cepat.
Prakiraan susunan pemain:
Indonesia U-23 (4-2-3-1):
Kurnia
Meiga (penjaga gawang), Alfin, Andri Ibo, Syahrizal, Diego, David,
Dedi, Andik, Fandi, Bayu Gatra, Agung Pemain cadangan:
Andritany, Shahar, Johan, Manahati, Seftia Hadi, Rasyid, Syahroni, Sunarto, Rizki, Aldair, Syamsir
Turki (4-4-2):
Cantug (penjaga gawang), Degirmenci, Ayhanoglu, Hircin, Orkun, Baydemir, Nisansi, Guncan, Guney, Ceken, Yakup
Pemain cadangan:
Akyuz, Yapici, Onal, Ali Say, Katanalp, Balkanli, Cesmeli
Pelatih kedua tim:
Indonesia U-23: Rahmad Darmawan
Turki: Ersoy Sandaki
Narasi prediksi:
* Laga ini menjanjikan jual beli serangan dari kedua tim yang bertarung.
*
Indonesia mengandalkan kecepatan Andik kalau pemain asal Surbaya ini
memang diturunkan. Lini pertahanan Garuda muda perlu diperkokoh utamanya
di lini bek kiri dan bek kanan.
* Turki bakal mengalirkan serangan
dengan mengandalkan aliran bola-bola cepat ke jantung pertahanan
Indonesia. Postur yang relatif tinggi bakal juga diandalkan.
* Dukungan suporter tuan rumah akan menjadi suntikan ekstra bagi tim tuan rumah.
Prediksi hasil laga menurut editor Antaranews.com:
Indonesia U-23: 2
Turki: 1
Prediksi Indonesia vs Turki
Jumat, 27 September 2013 14:29 WIB
Indonesia U-23 ingin menang lawan Turki? Rumusnya tiga kata saja, main dengan "cepat, cepat, cepat."