Pangkalpinang (ANTARA) - Kemendiktisaintek meluncurkan program pendanaan baru bernama Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (PM-BEM). Mahasiswa yang dilibatkan dalam program ini merupakan pengurus BEM ditingkat universitas ataupun fakultas. Mereka adalah pemimpin muda yang menggerakkan beragam kegiatan akademik maupun non akademik di kampus.
Melalui program ini, para mahasiswa yang selama ini menjadi insan pembelajar diharapkan dapat menjadi insan penggerak transformasi sosial di masyarakat, yang bukan hanya membawa teori dan wacana tetapi juga membawa semangat perubahan melalui inovasi yang ditawarkan.
Mahasiswa adalah agen of change yang diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata didalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Peran dapat terwujud dengan kolabarasi antara mahasiswa bersama dosen dan komunitas yang ada di masyarakat. Program PM-BEM diprioritaskan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada terutama daerah tertinggal, wilayah prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem, dan kawasan rawan bencana.
Pendekatan yang digunakan dilakukan secara partisipatif, berbasis data dan potensi lokal yang dimiliki daerah tempat program dilakukan. Desa Labuh Air Pandan merupakan salah satu lokasi program PM BEM yang diajukan oleh BEM Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) dan BEM Fakultas Pertanian, Perikanan dan Kelautan (FPPK) Universitas Bangka Belitung. Desa Labuh Air Pandan terletak di Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, dikenal sebagai daerah kawasan pesisir.
Desa ini membutuhkan partisipasi yang menggabungkan peningkatan kesejahteraan dan penguatan ketahanan bencana serta kesehatan Masyarakat. Salah sumber daya alam yang melimpah di desa tersebut adalah tanaman nipah yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi penduduk terutama ibu-ibu.
Daun tanaman nipah diolah oleh kelompok ibu-ibu menjadi atap. Aktifitas ekonomi ini telah berlangsung sejak lama dan digeluti secara turun temurun. Permasalahan yang ada terkait aktifitas ekonomi adalah keterbatasan teknologi produksi, manajemen usaha, dan akses pasar.
Produksi masih banyak mengandalkan proses manual tanpa perlakuan pasca panen atau modifikasi sehingga masa pakai atap daun nipah menjadi berkurang. Dari sisi pengelolaan usaha, tidak ada pencatatan keuangan, manajemen stok produk, atau struktur organisasi yang jelas.
Untuk pemasaran, produk masih beredar di pasar lokal tanpa strategi branding atau pemanfaatan kanal digital sehingga belum memaksimalkan potensi penjualan. Hal ini bertentangan dengan arah kebijakan daerah yang mendorong pengembangan ekonomi kreatif dan pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan sebagaimana tercantum dalam RPJMD Provinsi Bangka Belitung.
Jika ditinjau dari sisi kesehatan, sebagian masyarakat di Desa Labuh Air Pandan menunjukkan prevalensi tinggi terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Minimnya kegiatan skrining serta keterbatasan pengetahuan kader Posyandu menyebabkan sebagian besar kasus teridentifikasi ketika sudah berada pada tahap lanjut.
PTM banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup. Beberapa tahun terakhir, PTM mulai mendominasi masalah kesehatan di masyarakat dan Kementerian Kesehatan menginformsikan bahwa penyakit tidak menular (PTM) bertanggung jawab atas 75 persen kematian di Indonesia.
PTM dapat menyerang semua umur mulai dari anak-anak sampai lansia. Pemerintah melalui Kemenkes telah berupaya melakukan berbagai program dalam upaya untuk mencegah dan meminalkan PTM. BEM FKIK berinisiatif untuk berkontribusi secara langsung terkait pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi dan kesehatan dengan melakukan aktivitas langsung di masyarakat desa Labuh Air Pandan.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Labuh Air Pandan melalui Penguatan Kesehatan Preventif Berbasis Posyandu dan Inovasi Produksi Atap Nipah Ramah Lingkungan adalah judul kegiatan yang didanai oleh Kemendiktisaintek di tahun 2025. Mahasiswa yang berlatas belakang keilmuan bidang kedokteran, Keperawatan dan Agroteknologi melakukan berbagai aktivitas selama kurang lebih 4 bulan dengan minimal aktivitas 4 jam dalam 40 kali aktivitas bersama masyarakat mitra di Desa Labuh Air Pandan.
Aktivitas yang dilakukan bersama pengrajin atap nipah adalah peningkatan mutu produksi melalui teknik pengasapan dan pengawetan daun nipah, pembekalan manajemen usaha sederhana seperti pembukuan, pengelolaan stok, pembagian tugas, serta penguatan kapasitas pemasaran digital dan branding produk.
Tujuannya adalah meningkatkan kualitas produk, efisiensi produksi, dan akses pasar sehingga pendapatan kelompok pengerajin atap daun nipah meningkat sejalan dengan program pengembangan ekonomi kreatif dan ekonomi hijau di tingkat daerah. Bersama mitra Posyandu, para mahasiswa melakukan aktivitas peningkatan keterampilan pelayanan preventif dan kemandirian pangan sehat.
Kegiatan meliputi pelatihan praktis penggunaan tensimeter dan glukometer, penyusunan SOP untuk deteksi dini PTM, serta pendampingan budidaya tanaman obat keluarga dan pengembangan umbi porang sebagai alternatif pangan dengan indeks glikemik yang rendah.
Dengan memperkuat kemampuan kader dan menyediakan panduan screening dan deteksi dini. Posyandu diharapkan mampu memperluas cakupan layanan ke kelompok dewasa dan lansia serta mendorong perubahan perilaku hidup sehat di masyarakat Keberhasilan program Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM memerlukan sinergisitas dan kolabosi banyak pihak.
Pemerintah desa telah menunjukkan komitmen untuk memajukan ekonomi lokal dan layanan kesehatan berbasis masyarakat, namun adanya keterbatasan sumber daya secara teknis dan kapasitas sumber daya manusia menjadi hambatan yang signifikan.
Hadirnya mahasiswa di masyarakat dengan berbagai aktivitas sesuai tema yang diangkat disertai dengan support dari dosen/kampus dan Kemendiktisaintek serta Pemda akan mendukung keberhasilan program ini. Program pemberdayaan ini memperlihatkan bagaimana pendekatan interdisipliner dapat menjawab dua kebutuhan mendasar masyarakat yakni pada bidang kesehatan dan ekonomi.
Melalui inovasi secara sederhana dan pendampingan yang berkelanjutan, masyarakat Desa Labuh Air Pandan kini memiliki kemampuan baru untuk mengelola sumber daya lokal serta untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Bagi mahasiswa yang terlibat langsung secara aktif, program ini akan menambah pengalaman teknis dan pengalaman batin mereka saat berhadapan dengan dunia nyata diluar kampus. Semoga Program Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM ini akan terus dilaksanakan di tahun-tahun kedepan dengan perbaikan-perbaikan berdasarkan evaluasi dari tahun yang sudah berjalan.
)* Penanggung jawab tulisan: Dr Kartika, S.P., M.Si. Anggota tim pengabdian: Zulkifli, S.Kep., Ns., MAN dan Restu Amalia Azmy, S.Kep., Ns. M.Kep berserta Tim PM BEM FKIK UBB
