Koba (Antara Babel) - Pengelolaan Hutan Pelawan Namang sudah diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, kata Zaiwan selaku penggagas pemeliharaan hutan wisata dan edukasi itu.
"Sebelumnya, desa yang mengurus hutan seluas ratusan hektare itu hingga menjadi kawasan wisata," katanya di Namang, Jumat.
Zaiwan mengaku bahwa dirinya yang saat itu sebagai kepala desa memiliki inisiatif sendiri untuk menjaga dan melindungi kawasan hutan itu dari kerusakan.
"Awalnya, niat saya sederhana saja, hutan ini masih asri dan harus dijaga jangan sampai dirusak para penambang bijih timah," ujarnya.
Secara bertahap, lanjut dia, berbagai fasilitas pendukung di kawasan hutan mulai dilengkapi sehingga lebih menarik untuk dikunjungi bagi penghobi wisata alam.
"Kawasan hutan ini mulai dikenal wisatawan mancanegara karena hutan menghasilkan madu manis dan pahit yang diberi nama Madu Pelawan karena lebah penghasil madu tersebut menghisap bunga kayu pelawan hingga menghasilkan madu," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa produksi madu di hutan itu relatif lumayan banyak sehingga penjualan madu tidak hanya di berbagai daerah di Indonesia, tetapi sampai ke luar negeri.
"Hutan Pelawan Namang ini juga ramai dikunjungi masyarakat. Hal ini terjadi setiap hari. Bahkan, sering dijadikan tempat penelitian dan edukasi karena dalam kawasan hutan itu tumbuh beragam jenis kayu langka dan puluhan jenis spesies burung," ujarnya.
Namun, Zaiwan menyayangkan sejak Hutan Pelawan diserahkan ke pemerintah daerah malah kondisinya belum lebih baik, bahkan sebagian fasilitas pendukung sudah rusak dan belum diperbaiki.
"Saya tentu menyayangkan itu karena saya bangun hutan ini dari titik nol, tidak mudah menjadikannya seperti sekarang ini," ujarnya.